Kamis, 14 November 2013

CINTA SEJATI DIMANAKAH DIA??


CINTA SEJATI DIMANAKAH DIA??

Karya : Dessy Sulistyowati
Saat matahari terbit seorang gadis cantik sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah barunya di kota.Sebelum di lanjutkan gadis ini mau berkenalan dulu,di perbolekan atau tidak di perbolehkan tetap mau berkenalan (yech ngotot bgt ya jadi orang mang siapa loe?Ha,ha,ha).”Gadis itu nama Listy,anak sedikit tomboy,soal tampang jangan ditanya??(mang siapa juga yang mau Tanya GR bgt,Tapi kenapa gak boleh Tanya?)Gak usah Tanya og masih di Tanya,Mau tau sebabnya kenapa gak boleh Tanya? Tampangnya tu mirib banget sama Sandra Dewi.Tau Sandra Dewi  kan???Ya,Sandra Dewi artis ibu kota itu lho!!tapi,kalau di lihat dari atas monas.E,,,,ternyata setelah dekat kayak Sandra Dewi anaknya bu RT.(he.he.jelas kan anaknya).Ya,gak papa dari pada kayak Pok Omas.(betul.betul,betul.)”.
Setelah selesai bersiap-siap Listy pun pergi ke terminal di temani ibu dan adiknya.Dia mau pindah ke Jakarta Loe!(siapa juga yang Tanya PD).
“Mau jadi artis dan Gaul Gitu”,Tapi tau dech kesampaian atau enggak.(ya,moga-moga kesampaian ya???Doain.)
Ketika para burung pulang ke kandang,Waduch salah maksutnya pulang ke sarang.Listy dan ibunya sampai di rumah barunya dekat Cikareng Gitu.
Pagi-pagi benar Listi bangun,lalu bergegas mandi dan berangkat sekolah tanpa sarapan.Karena  terlalu semangat kayak kesambet jin botol,Listy sampai di sekolah terlalu pagi secara itu baru jam 5 pagi.(Wach,,rajin amat mbk mau buka pintu gerbang yach??)
“E,,,Buset ternyata gini to sekolah di Jakarta,Besar,megah,tapi kok sepi banget kayak kuburan aja.”Kata Listy.
“Ya.iyalah!inikan baru jam 5 pagi mana ada anak sekolah berangkat jam segini.”Kata penjaga sekolah.
“E..Buset ada orang ngejongros disitu.Orang apa setan tuch??”Seru Listy.
“Ente anak baru ya??”Kata pejaga sekolah
“Ya,iyalah masak yaiya dunk.Emang bener sekarang jam 5?”Tanya Listy.
“Pikir aja sendiri dasar anak gemblong.”Seru Penjaga sekolah.
Karena sebel dengan tingkah laku Listy,Pak Toyo pergi.Udah tau belum yang di maksut dengan pak Toyo?Pak Toyo itu penjaga  sekolah yang sekarang menjadi sekolah baru Listy.Sebetulnya nama asli pak Toyo keren banget loe,Mau tau gak siapa nama aslinya?.Nama aslinya tuch “Samuel Donalar Jacky.”Kalian pasti bingung kenapa nama yang segitu kerennya berubah menjadi Toyo.Gini ceritanya: Beribu-ribu,beratus-ratus tepatnya lima tahun kedepan,eh,,salah lima tahun yang lalu Pak Jacky terkena musibah.Badannya terbakar.Dulu dia sangat cakep tapi setelah terbakar jadi cikip.Setelah musibah itu pak Jacky selalu mengucap kata Toyo,apa lagi setelah melihat fotonya dulu.
“Oala,,,Toyo-toyo nasibku kok dadi koyok ngene.Toyo-toyo.Ganteng,gagah,kok dadi ginting+gigih,Toyo-toyo.”Karena itulah Pak Jacky sekarang dipanggil Pak Toyo.
Listy termenung memandangi sekolah barunya,dalam lamunanya teringat kalau ini bukan pertama kalinya dia pindah sekolah.Dia berharap di sekolah ini dia biasa bertemu dan berjumpa dengan cinta sejatinya.Setelah lama termenung,tiba-tiba Listy dikejutkan dengan suara canda tawa anak-anak.Ternyata,Anak-anak yang sekolah di situ sudah mulai hadir.
“Hai kamu anak baru ya?”
“Astafirllah,huf..iya,ane anak baru.”
“Biasa aja kali,aku bukan setan.Beleh kenalan gak?”
“Wach,,boleh banget.Aku Listy,kamu siapa?”
“Aku,Yudhi.Pindahan dari mana?”
“Dari,dari,Banten.”
Mareka pun ngorol dengan begitub akrabnya,seperti sudah kenal lama.Karena Yudhi cowok yang cakep Listy betah ngobral dengan dia,tanpa di sadari bel masuk sekola pun berbunyi.Yudhi berpamitan untuk masuk kelas.
Setelah masuk kelas Listy memperkenalkan diri pada teman-teman barunya.setelah selesai memperkenalkan diri,dia dipersilahkan duduk oleh bu Indah.
“Listy,kamu biasa duduk di dengan Ichi”
Ichi,dia adalah gadis yang cantik,namun tomboy sama seperti Listy.Listy dan Ichi pun menjadi sahabat baik dimana ada listy disitu ada Ichi.(cielah kayak pribahasa aja).Sampai-sampai mereka ber dua tak segan-segan menantang sepak bola/olahraga extrim pada siswa putra.(wich,,,keren..Jentel beud bok..).Ichi mengajak Listy untuk mengikuti les mata pelajaran di daerahnya,tanpa ragu Listy pun mengiyakan ajakan Ichi.
Hari ini hari pertama dia mengikuti les pelajaran itu,tanpa diduga,direncanakan,dan disangka-sangka ternyata Yudhi juga mengikuti les disana.Senang sekali perasaan Listy saat itu seperti mendapat durian runtuh,dan bermimpi di siang hari bolong.
“Chi,ternyata Yudhi les disini juga to?”
“Siapa?kak Yudhi maksud kamu?”
“Iya Yudhi,dia cakep,baik lagi.wach top pokoknya”
“Hus,,Ngarang kamu.Ngak sopan panggil kak,diakan kakak kelas kita.Kamu suka ya sama dia?Lebih baik jangan dech soal nya dia itu suka sama Mei,dan kayaknya Mei juga suka sama kak Yudhi.”
Listy pun sedikit kecewa mengetahui hal itu,mamun dia tetap menyukai Yudhi.Dia beranggapan cinta itu gak harus memiliki kok,dengan menjadi temen nya udah cukup banget.
Semakin hari Listy dan Yudhi semakin akrap,apalagi jika berada di tempat les.Setiap berada di tempat les mereka selalu ngobrol berdua,Listy pun kerap meminjam sepeda milik yudhi.Yudhi gak segan-segan untuk meminjamkannya,padalah jika orang lain yang meminjamnya gak mungkin di ijinkan.(cielah,,,PDKT nich yech).
“Kak Listy mau Tanya apa benar kakak itu cowoknya Mei?”
“Kata siapa Lis,aku dan Mei itu tidak ada hubungan apa-apa,ya jujur sebenarnya aku memang suka sama dia tapi setiap  aku dekati dia selalu menghindar.Seperti melihat hantu saja.Itulah sebabnya aku sekarang jadi kurang suka sama dia.”
Perbincangan itu sangat asik sakali,mereka saling bertukar fikiran,Kadang-kadang Listy pun meledek Yudhi dengan kata-kata manis tentang Mei.Karena begitu akrabnya banyak yang mengira bahwa meraka sudah jadian.Dan setiap kali terjadi sesuatu dengan Yuudhi pasti yang mengetahui dulu adalah Listy,Mengetahui hal ini Mei menjadi cemburu,dia yang selama ini juga suka dengan Yudhi namun berlagak cuek mulai mencari-cari kesempatan untuk mencuri perhatian Yudhi namun gagal terus.(kacian bgt si mbak).Muncul rasa dendam dan iri kepada Listy,apalagi sekarang tersiar berita kalau Yudhi akan mengadakan pesta ulang tahun dan yang mendapatkan undangan specialnya adalah listy,sedangkan dia tidak di undang.
Setelah kejadian itu Mei dan sahabat-sahabatnya memusui Listy.Meraka selalu menghina dan berbicara kotor didepan listy.Setiap di sekolah Listy seperti tak punya teman kemana-mana sendiri.Sedih,tersiksa,dan ingin mengadu,namun tidak ada tempat untuk mengadu dan peduli terhadap dia.Sahabat yang dulu selalu ada untuk dia kini ketika dia sedang menbutuhkan tempat mengadu atas segala masalah,dan bercerita tentang kejadian yang sesungguhnya kini uga menjahui nya.Listy hanya biasa menangis itupun di tempat yang sepi,dia tidak mau orang tau kalau dia sedang sedih dan banyak masalah,dia juga tidak ingin Yudhi tau masalah ini sebisa mungkin masalah ini ditutupi dan selalu menceritakan hal-hal yang baik tentang Mei di hadapan Yudhi.
Hari ini hari terakhir Listy bertemu dengan Yudhi karena pengumuman kelulusan disampaikan saat ini,Yudhi akan melanjudkat study nya ke UGM,sementara Listy masih 2 tahun lagi duduk di bangku SMK.Sore hari yang begitu cera,Yudhi menemui Listy yang tengah duduk termenung sendiri di taman belakang sekolah.Dengan suara yang khas Yudhi menyapa dan membangunkan Listy dari lamunannya.Di tengah teriknya sinar matahari yang begitu terik,Nampak wajah tampan yang berseri-seri layaknya tumbuhan hijau yang baru di siram,segar sekali,ya..itulah wajah Yudhi yang sedang bahagia karena dia telah dinyatakan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan,bahkan dia mendapat gelar juara umum.Penuh rasa bangga dia menemui Listy untuk menceritakan kesuksesan sekaligus berpamitan kepada Listy.Tanpa diduga dan disangka didepan Listy dia menyanyikan lagu-lagu cinta dengan suara khasnya yang merdu dan memikat hati bagi siapa saja yang mendengarnya. Tanpa ragu Listy tersenyum lembut menyambut dendangan Yudhi,saat itu Listy merasa dunia sangat teduh,segar,dan terasa milik dia seorang.Karena terhanyut oleh lantunan lagu cinta yang didendangkan oleh Yudhi tanpa sadar dia tersenyum-senyum sendirian padahal Yudhi sudah tidak bernyanyi lagi,(Ya jelas saja senyam-senyum sendiri kan waktu itu Listy sambil berhayal kalau yang berada di hadapan nya itu adalah pangeran yang tengah mengungkapkan cinta dan hendak menjemput dia ke istanah megah dan damai.ha,ha,ha).
“Hei,,,Ngebayangin apa sich deck,pasty bayangin yang engak-enggak ya??”
Mendengar itu Listy hanya terdunduk karena malu.Yudhi puun mulai bercerita..
“Ha,,Ngapai nunduk deck,pasti malu ya??gak usah malu lagi.O,iya deck tau enggak aku lulus dan gak di sangka aku jadi juara umum nya.Aku seneng banget lo deck karena dengan hasil ini aku bias meneruskan study ku ke UGM di Jogja.Aku juga mau sekalian pamitan sama adik,adik baik-baik ya di sini,belajar yang tekun,jaga kesehatan,dan makasih banyak ya dek udah nemenin mas,jadi temen,sahabat,sekaligus adik yang baik untuk mas.Pokoknya adik adalah temen,sahabat,sekaligus adik yang paling the best,karena adik udah buat mas selalu tersenyum,dan semangat menghadapi berbagai masalah”
Bagai tersambar petir di tengah hari yang begitu cerah,hati Listy tak kuasa mendengar ucapan Yudhi.tetes-tetes air mata jatuh berlinang membasahin kedua pipi Listy.Dia tidak ingin kehilangan temen,sahabat,sekaligus kakak yang juga dia idam-idamkan,apa lagi di saat dia menghapi masalah yang sangat memojokan dirinya.Berarti nanti sudah benar-benar tidak ada lagi yang menghibur,menenangkan,dan menemani dia saat menghadapi masalah.
“kak,Yudhi mau nganjutin sekolah di Jogja?Kalau kakak pergi siapa yang jadi teman aku,siapa yang mau menghibur,nenangin,dan menemani aku saat aku ada masalah kak?sekarang sahabatku pergi ninggalin aku tanpa mau dengerin penjelasan dari aku”
Melihat Listy yang terus menangis Yudhi menjadi tak tega dan tanpa disadar Yudhi juga meneteskan air mata.Dia mulai menasehati,member masukan,dan kata-kata penyemaat untuk Listy.Dia sebenarnya juga sangat berat meninggalkan Listy sendiri,di temani masalah yang selalu membuatnya menangis,walaupun dia juga tidak tau masalah yang sesungguhnya karena Listy tidak pernah,dan tidak mau mengatakannya.Namun Yudhi harus tetap pergi meraih cita-citanya.Dengan rasa berdosa,dan hati yang berat Yudhi melepas gegaman tangan Listy dan berjalan pergi meninggalkan Listy yang terpuruk dengan linangan air mata.Dia berlari meninggalkan taman itu dengan linangan air mata yang tidak dapat di bendung sedari tadi,dia sadar kalau dia bukan siapa-siapa buat Yudhi.Langkah kakinya berhenti pada sebuah bangku kosong di belakang rumah tua tak berpenghuni,duduk,melamun,dan merenung.Teringat masa lalu saat dia mengalami cinta,cinta monyet tepatnya karena pada saat itu dia masih duduk di bangku taman Kanak-kanak.Cinta yang memang belum pantas di rasa untuk anak seusia mereka,namun itu adalah kasih sayang paling tulus yang di berikan oleh seorang pria untunya,saat anak-anak asik bermain sambil belajar kelompok di meja kelompok mereka masing-masing,Listy asik berada di bawah meja bersama teman pria nya,Dia bernama Esa.Tak hanya di sekolah,saat berada di rumah pun mereka selalu berdua,selalu ada dimanapun,dan kapanpun.Saat beralih tingkat study yaitu masa sekolah dasar,Esa hendak di sekolahkan di sekolah dasar favorit di sana,namun keingnannya bersama Listy begitu besar dia pun satu sekolah dengan Listy di sebuah sekolah dasar yang sederhana.Waktu berjalan begitu indah,namun Listy harus pergi meninggalkan Esa,karena dia harus pindah mengikuti orang tuanya.Ya,Esa,Esa,dan Esa.Itulah nama yang paling diingat dan menjadi nama terindah di fikiran Listy.Tidak ada dan tidak bakal ada yang seindah Esa.Entah dimana dia sekarang,entah ingat/tidak dengan masa-masa indah dulu yang jelas Listy gak bakal mungkin melupakan kenangan itu dari benaknya.Lelah menangis,dan mungkin air matanya habis terbuang,akhirnya Listy berhenti menangis.dia sadar tidak ada gunanya menangis,toh menangis juga tidak bakal menyelesaikan masalah.
“Semua masalah pasti ada jalan keluarnya,gak mungkin Allah memberi cobaan di luar batas kemampuan hambanya”
Tiba-tiba terdengar suara dari belakang tempat dia duduk.Ternyata itu suara kakek tua yang bertugas membersihkan rumah tua tak berpenghuni itu.Karena ucapan dari kakek tua itu Listy berfikir dan merenung lagi.
”Ya,benar selama ini aku hanya menangis dan menangis untuk pria,dan masalah yang sebetulnya sepele.Aku gak boleh begini terus,aku harus tetap semangat dan melanjutkan,dan memperbaiki hidupku.”Ucap Listy dalam hati.Listy pun pulang dengan hati yang tenang dan semangat baru.
Tahun ajaran baru di mulai,kini Listy duduk di kelas 2 SMK,suasana yang diasingkan,terkucil,dan selalu dihina selalu di rasakan Listy di kelasnya sendiri.Hari ini ada seoramg murid baru pindahan dari Surabaya dia bernama Eka,dan ibu guru menyuruh dia untuk duduk sebangku dengan Listy.Nah,mulai inilah Listy punya teman.Namun,karena Eka seorang pria yang tampan,sopan,dan bersahaja banyak teman-teman Listy yang mendengkati dia termasuk Mei.Mei tidak suka kalau Eka lebih dekat dengan Listy dari pada dia.Ketika dia punya kesempatan untuk berdekatan dengan Eka,Dia selalu tampak beda entah menambah farfum,bedak,mengurai rambut,dan menjelek-jelekan Listy.Eka menanggapinya dengan sikap yang wajar,dan Eka akan langsung meninggalkan Mei jika Ia melihat Listy.
Suatu hari Eka memandang Listy dengan sorot mata yang bercahaya berbeda dengan biasanya,bahkan dia mengajak Listy pergi makan berdua setelah pulang sekolah.Hari itu detik-detik yang dilalui terasa berjalan lambat bagi Eka,menjalani jam belajar pun terasa sangat membosankan.Akhirnya masa yang di tunggu pun datang,bel pulang sekolah berbunyi.Eka langsung menarik tangan Listy ke tempat parkir motor,memboncengkannya dan mengajaknya pergi makan.Sesampainya di tempat makan Eka berbasa-basi menawari makan dan bercanda seperti biasanya.Namun,tiba-tiba sesuatu yang beda terucap dari bibir indahnya,dia mulai  mengatakan isi hatinya kepada Listy.
“Listy,aku suka sama kamu,aku ingin ngelindungi,dan menjaga kamu.aku ingin menjadi seseorang yang berarti di hati kamu mau gak kamu jadi cewek aku.”Ucap Eka
Betapa kagetnya Listy waktu itu,mulutnya terasa terkunci karena tak percaya kalau pria yang di idolakan banyak gadis di sekolahnya itu mengatakan cinta pada dirinya,Listy yang tidak ada apa-apanya disbanding Mei/teman ceweknya yang lain bisa membuat Eka jatuh cinta.(cie,cie,Grogi,gugup,+salting ya??).Listy tak bisa menjawab apapun,Eka pun tak bisa memaksa Listy untuk menjawab,apalagi memaksanya untuk dia mengatakan iya/mau.
“ya,tidak usah dijawab sekarang kamu bisa berfikir dulu,aku akan menunggu jawaban kamu sampai kapanpun sampai kamu menerima dan mengatakan mau untuk jadi cewek ku.”Seru Eka.(wach..Bijak sana banget cih…).Mendengar itu Listy menjadi agak tenang karena dia mempunyai waktu untuk berfikir apakah dia pantas untuk Eka.
Pagi hari,waktu bersekolahpun tiba.Bu Tutik,wali kelas 9D tepatnya kelas Listy mengumumkan akan mengadakan study banding ke Semarang hari ini dan semua murit kelas 9D wajib untuk ikut,dan bebas memilih teman duduk dan diskusi selama study banding,tiap kelompok hanya beranggotakan 2 orang saja.
“Bu,Saya duduk dan 1 tiem dengan Listy ya bu?”Seru Eka.
“O,Iya.Listy kamu satu kelompok dengan Eka.”kata bu Tutik.
Mendengar permintaan dan persetujuan Bu Tutik atas permintaan Eka Mei tidak terima karena dia juga ingin satu team dengan Eka.Kebenciannya kepada Listy pun semakin bertambah.(waduh,,gitu aja kok benci.pantes gak ada yang suka.ha,ha,ha).
Mereka pun berangkat,melaksanakan study banding dengan suka cita,kecuali Mei yang sedari tadi iri terhadap Listy yang bisa satu team dan duduk berdampingan dengan Eka di bus.Tidak ada henti-hentinya Mei menghina Listy,sampai akhirnya kemaran Eka memuncak.Eka yang dikenal sebagai anak yang pendiam,sabar,pintar,sopan,dan penurut itu bisa marah.Marah dengan seorang gadis yang terkanal centil itu.
“He.Mei kamu itu punya etika & sopan santun gak si.?kamu sadar gak kalau ucapan kamu itu udah bikin hati orang lain sedih,gimana kalau kamu yang di gituin??”
Nyali Mei langsung menciut,dan dia tidak berani berkata-kata lagi.(cieelah gitu aja udah keyok,,,hem apaan tuch).
Setelah menempuh perjalanan yang sangat,amat lama hingga membuat pinggang orang patah karna terlalu lama duduk di kursi empuk sekitar 1 jam.(ha.ha.ha ketipu ya,pasty kalian kira perpuluh-piluh jam dech perjalanannya.kacian).Mereka sampai di tempat tujuan,dan mereka harus segera melaksanakan tugas dari bu Tutik.Entah kenapa tiba-tiba Listy memegang tangan Eka dengan begitu eratnya.
“Listy??Kamu kenapa??kamu pucat banget,kamu gak papa kan??Kita istirahat dulu yuck?”Ucap Eka
“Engak,aku gak papa kok Ka,maaf ya kalau aku gak sopan sama kamu,udah pegang tangan kamu tanpa izin.”Ungkap Listy sambil mengatur nafas karena sedikit sesak.
“Hemm,bilang aja cari-cari kesempatan.Dasar cewek centil”Ledek Mei
“Diem kamu Mei..Ya kamu gak usah minta maaf Lis.Kamu jujur dong Lis,sama aku kamu kenapa,kamu kayaknya kurang sehat.aku gak mau kamu kenapa-napa”Ucap Eka
Tanpa menjawab,pegangan tangan Listy makin erat.Listy pun jatuh pingsan,dengan memegang tangan Eka.Eka sangat terkejud dan panik.Dia langsung menggotong Listy ketempat yang rindang dan nyaman sambil berteriak meminta bantuan.Bu Tutik yang mendengar teriakan Eka langsung berlari mendekat.
“Astafirullah Eka.Listy kenapa??Listy bangun nak…” Ucap Bu Tutik
“Saya gak tau bu,tiba-tiba Listy bersikap aneh Dia Memegang tangan saya dengan erat,wajahnya pucat,dan kayaknya sesak nafas,lalu dia pingsan.” Eka mencoba menjelaskan kepada Bu Tutik
“Astafirullah.Kamu kenapa Listy,kamu gak biasanya kayak gini.?”
“alah paling cuman ekting bu.Udalah bu gak usah di ladenin.” Kata Mei
“Bisa diem gak sih kamu Mei??kalau ngak bisa aku gak segan-segan pakai cara kekerasan,gak peduli kamu cewek/cowok.”Bentak Eka
Kondisi Listy yang tak kunjung sadar membuat Bu Tutik dan Eka tidak tenang apalagi Listi sesak nafas dan tiba-tiba darah segar keluar hidungnya.Tanpa berfikir panjang mereka semua segera membawa Listy kerumah sakit.Eka Nampak begitu panik sepanjang perjalanan.Sesampainya di rumah sakit Listy langsung di bawa ke rungan ICU.Kepanikan Eka semakin bertambah hebat karena udah hampir 2 jam dokter tak kunjung keluar.Keluarga Listy yang baru datang pun begitu cemas dengan kondisi Listy.
“Ibu..sebetulnya Listy sakit apa?kok tiba-tiba pingsan,wajahnya begitu pucat.dan mimisan?”Tanya Eka
Tanpa menjawab pertanyan Eka,Ibu Listy hanya menangis.Setelah 2 jam akhirnya dokter keluar dari ruangan ICU.
“Bu.keadaan Listy sekarang cukup mengkhawatirkan,dia kritis karena dia terlalu kecapean” Jelas Dokter
Sambil menangis ibu Listy bertanya “Sebetulnya anak saya sakit apa dok?”
Tiba-tiba suster keluar dari kamar listy dan member tau kalau Listy sudah sadar.Dokter pun masuk kedalam ruangan dan memeriksa Listy.
“Listy sudah sadar.kalian semua boleh melihatnya,tapi saran saya jangan terlalu banyak orang di dalam karena kondisinya masih sangat lemah.Dan salah 1 orang tua dari Listy tolong ikut saya,ada hal penting yang akan saya bicarakan” Ungkap dokter.
Karena orang tua Listy harus menemui dokter Eka pun dipersilahkan masuk terlebih dulu menemui Listy.
“Listy??Kamu kanapa Lis??Kamu gak boleh kayak gini,kamu harus cepat sembuh.Aku sedih lis,kamu kayak gini.” Ungkap Eka.
“He…Kamu kenapa nangis Eka??Jelek ah,orang aku gak apa-apa kok,lihat aku kuat jadi kamu gak usah sedih.Cowok itu gak boleh cengeng.” Hibur Listy
“Kamu gak usah menghibur aku Lis.aku tau kamu sakit,aku mau kamu cepat sembuh”
“Gak usah kayak gitu dong Ka,Em,Kalau aku gak sembuh gimana?”Tanya Listy sambil bercanda.
“Kamu itu ngomong apa si Lis,aku gak suka kamu ngomong kayak gitu,pokoknya kamu harus sembuh,harus,dan wajib.”Tegas Eka
“Yaampun Eka,aku bercanda kali ya pasti aku akan sembuh orang aku gak pa-pa kok.Kamu kok perhatian banget si sama aku?”
“Listy,bercanda dalam keadaan kamu kayak gini itu gak lucu.Ya,jelas aku perhatian sama kamu,aku khawatir sama keadaan kamu dan aku sangat sayang sama kamu.”
Tiba-tiba Listy muntah-muntah,wajahnya kembali pucat dan pingsan.Eka sangat cemas dan berlari keluar untuk memanggil dokter.Dokter dan team medis pun berlari menuju kamar Listy.Eka semakin khawatir dan bingung dengan keadaan Listy,ditambah lagi kedua orang tua Listy yang menangis terisak-isak,sampai-sampai ibu Listy jatuh pingsan.Dalam hati Eka terus bertanya-tanya sebetulnya Listy menderita sakit apa?.Karena tak tahan dengan rasa keingin tahuan nya ekapun memberanikan diri untuk bertanya ke Pak Bagus ayahanda Listy.Sebelum pak Bagus bercerita dia berpesan kepada Eka untuk tidak memberitahukan hal ini kepada Listy dan dia berharap kalau Eka bisa membuat Listy selalu tersenyum.Pak Bagus menceritakan semua yang di sampaikan oleh dokter,Listy di fonis mengidap kangker otak setadium 4 dan usianya sudah tidak lama lagi.Mengetahui hal ini Eka sangat sedih dan terpukul.
Dalam hati dia berkata “ Mengapa harus Listy yang seperti ini,apa yang bisa aku perbuat agar dia bahagia.sungguh dia adalah gadis yang sangat baik,dan ceria.aku rela ngakuin apa saja agar dia bahagia.Ya Allah sembuhkanlah Listy,hamba mohon ya Allah”sambil terus menitihkan air mata,Eka memanjatkan doa kepada Allah.
Dokter keluar dari ruang Listy,.”Pak,sebaiknya Listy segera kita operasi sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.” Saran Dokter
“Lakukan apapun untuk kesembuhan anak saya dok.”
Operasi pun dilakukan untuk menolong nyawa Listy.Setelah 4 jam lebih operasi dilakukan,dokter keluar dan mengatakan semoga operasi ini berjalan baik,jika Listy siuman malam ini keadaannya sudah cukup lumayan,namun Listy tidak akan kembali seperti dulu dia akan cacat.
Waktu terus bergulir,sudah hampir 2 minggu Listy tak kunjung sadar.Wajah muram kini menjadi milik kedua orang ,teman-teman Listy,dan Eka.Langit yang tadinya cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung yang seakan-akan hendak turun hujan lebat disertai petir dan angin yang begitu dasyatnya,keadaan Listy memburuk dan denyut jantungnya berhenti.Ya,Listy sudah berpulang ke sisi Allah.Semua orang yang sedang menjenguk Listy sangat sedih dan terpukul termasuk Mei yang selama ini membenci Listy.Mei duduk termenung di dekat Eka,Mei melihat tas Listy dan membukanya.Dia menemukan buku harian milik Listy dan memberikannya kepada Eka.
“Eka,ini kayaknya diery milik Listy.coba kamu baca siapa tau Listy menulis pesan buat kita semua.”Usul Mei
“Ya,coba aku baca,mulai dari awal.”
Dier Deary
Hari ini aku hijrah ke Jakarta,di sini aku bersekolah di smp favorit gak nyangka selain sekolahnya yang indah pi ada makhluk yang sangat indah.Dia menyapaku dengan lembut,dia mengajakku berkenalan.Sebuah nama yang indah sesuai dengan kepribadiannya,ya,walaupun aku baru mengenalnya tadi aku sudah merasakan kalau dia adalah anak yang baik.Yudhi….Nama yang bagus,nama yang mengingatkan aku pada sosok sahabat kecilku dulu.Sahabat yang selalu ada untukku,sahabat sekaligus cinta monyetku dulu,Esa,Esa Firdaus.Aku harap Yudhi anak yang baru aku kenal ini bisa menjadi sahabatku seperti Esa.Sebuah keinginan yang sepele tapi entah bisa tercapai atau tidak.Di sini aku juga berharab bissa menemukan cinta sejati dari seseorang yang sampai sekarang belum aku temuin.
Dier Deary
Aku merasa senang pi,juga kecewa.Aku senang bisa dekat dengan kak Yudhi bahkan banyak yang mengira aku dan kak Yudhi cocok.Namun,aku juga sedih karana tau kak Yudhi menyukai wanita lain.Wanita yang sangat cantik,kaya,dan pintar.Sementara aku??Tidak ada apa-apa nya dibanding dia.Aku ikhlas karana kak Yudhi menyukai wanita yang memang pantas untuk Kak Yudhi.Kak Yudhi yang begitu baik,sopan,cakep,kaya,dan pintar.Begitu beruntungannya Mei bisa mendapat cinta dari kak Yudhi.Aku doakan mereka bisa bersatu dan aku berharap aku bisa terus jadi sahabat kak Yudhi.
Deary
Hari-hariku kini serasa begitu hampa di balut kesedihan.Di sekolah teman-teman memusui aku,mereka semua mengira aku merebet kak Yudhi dari Mei.Padahal aku sama sekali gak pernah nglakuin hal seperti itu,apalagi ngakuin ngebayangin aja aku gak mungkin tega.Aku gak mungkin tega nyakitin kak Yudhi dan temenku Mei,lebih baik aku yang terluka/dilukain dari pada aku melukain hati orang lain.Hari aku merasa bener-bener sedih kak Yudhi,yang slama ini baik denganku.Kak Yudhi yang menjadi kakak,sekaligus sahabat buat aku pergi,pergi mencapain cita-citanya di UGM,setelah hasil kelulusan di bacakan.Aku bukan sedih karena kak Yudhi lulus dengan nilai yang baik bahkan di terima di Universitas favorit idamannya itu.Aku sedih karena harus kehilangan sosok kakak,sahabat,dan pria yang aku harabkan,disaat aku benar-benar butuh dia sebagai tempat berbagi cerita.
Ya,sudalah kesedihan dan masalahku ini biar ku tanggung sendiri,aku gak mau hanya gara-gara aku kak Yudhi gagal meraih cita-citanya.Aku yakin dia pasti bahagia di sana,dia pasti bisa meraih semua cita-citanya.Disini aku harus semangat menghadapi hidup,aku harus bisa meraih cita-citaku seperti kak Yudhi.Harapanku untuk bersama kak Yudhi sudah pupus,tapi aku yakin jika aku dan dia memang berjodoh pasti Allah akan mempertemukan kita lagi di suatu hari nanti.”Rencana Allah itu indah,apa yang kita inginkan belum tentu baik untuk kita,tapi ketetapan Allah itu jelas & pasti baik untuk umatnya,Cinta sejati itu hanyalah untuk Allah,karana cuman Dialah yang abadi.Janganlah kita mencintai makhluknya melebihi cinta kita kepada Allah.Jangan bersedih & putus asah berlarut-larut karena Allah tidak suka dengan hambanya yang berputus asa dalam hidupnya.Jika Kita tidak ingin mendapat azab dari Allah kita harus tetap bersemangat dan berusaha merubah hidup kita.ingat allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu merubahnya sendiri.”Itu kata-kata yang dari kakek tua penjaga rumah tua tak berpengguni yang membuat aku semangat lagi untuk menghadapi hidup,apapun yang terjadi.Harapanku banyak dan aku harus berusaha untuk mencapainya,Sekarang ini harapanku untuk masalah cinta kepada makhluk ciptaan Allah :
“ALLAH
If I should fall in love with someone find me the one who love you,The one so I’m getting stronger in loving You,The only one.
ALLAH
When  I’m  falling in love keep the love not to exceed my love to You.
ALLAH.
When I say  “ I Love You ”  make me do it to whose heart gets captivated in You so I never fall in love aside from the name of You.Amien “
Dear Diery
Hari ini aku Engkau hadapkan pada kenyataan yang berat,kenyataan yang mungkin aku tak sanggup menerima dan menjalaninya sendiri,namun ini adalah kuasa dan kehendakMu.Aku hanya seorang hamba yang wajib mensyukuri segala yang engkau berikan baik itu berupa nikmat kesehatan,maupun sakit.Hari ini Engkau berusaha menguji hamba kembali dengan nikmatMu berupa penyakit.Penyakit yang parah dan menguji ketabahan dan rasa cintaku ke padaMu.Hamba akan jalani ini semua sendiri dan dengan perasaan ikhlas,hamba tidak mau orang lain tau.Hamba tidak ingin semua orang khawatir dan sedih hanya gara-gara aku.Mungkin dengan inilah Engkau menunjukan kasih sayang yang selama ini hamba cari,kasih sayang dari semua orang tanpa mereka tau yang sebenarnya.Hamba mohon kuatkan lah hamba dalam menjalani mikmatmu ini,semoga ini dapat mengurangi siksaanku di alam sana nanti.
Diery
Sekali lagi Allah menunjukan keuasanya,Dia mengirimkan seseorang pria yang sangat baik,sopan,santun,sholeh,dan sayang dengan aku.Namun aku tidak bisa menerima cinta nya begitu saja karena aku tau,aku tak pantas untuknya.Aku tak mungkin bisa membalas kasih sayang yang dia berikan,jangankan kasih sayang dari dia aku pun mungkin tidak bisa membalas cinta kasih kedua orang tuaku suatu hal yang sangat membuatku sedih.Mungkin kamu (Eka) lebih pantas dengan yang lain,karena kamu adalah pria idaman banyak wanita.Ada wanita yang sangat sayang dan aku yakin dia bisa bahagiakan kamu.Aku harap kamu bissa menyadari itu,aku tidak bisa menjawab keinginan kamu bukan karena aku tega menggantungkan perasaanmu namun aku tidak ingin kamu bersama aku,wanita yang salah.Aku ingin kamu melihat Mei dia lebih pantas untukmu.Sekarang aku sudah menemukan cinta,cinta sejati yang selama ini aku cari.Ternyata cinta sejati itu telah lama berada di sampingku dan menjagaku.Ya,memang benar cinta sejati itu hanyalah untuk Allah,karena Allah lah yang kekal abadi.Cinta sejati yang selama ini tak ku sadari dan aku tinggalkan untuk menemukan cinta yang tak abadi.Mungkin ini adalah curahan hatiku yang terakhir karena aku tak tau kapan cinta sejati itu memanggilku.Mungkin nanti,besok,lusa,atau pun bulan depan.Sekarang aku hanya ingin membuat orang di sekelilingku bahagia dan tersenyum,dengan prestasiku.Terutama untuk orang tuaku.
Jangan bersedih,tersenyumlah terus karena hidup ini begitu indah dan cinta sejati itu selalu ada didekat kita,jika kita mau menyadarinya.Semangat,dan terus berjuang hidup itu penuh pilihan dan tantangan jangan sampai kita salah memilih dan kalah dalam menghadapi tantangan itu.Nikmat Allah itu sungguh luar biasa,dan yang paling luar biasa adalah nikmat islam yang kita miliki.
“Astafirullah ternyata selama ini aku salah menilai Listy,ternyata Listy begitu baik.Maafin aku Lis,selama ini aku selalu kasar sama kamu.”  Ungkap Mei.
“Ternyata Listy sudah mengetahui penyakitnya sejak lama,dia menyembunyikan ini semua agar kita tidak cemas dengan keadaannya.Ya Allah Listy memang sosok gadis yang sangat luar biasa,hamba bahagia bisa kenal walaupun sebentar dan bisa mencintainya walaupun tak pernah dia balas perasaan ku itu.Berikanlah tempat yang terbaik untuknya disana.”Ucap Eka dalam hati.
Semua orang sedih kehilangan Listy,namun semua mencoba tegar.Seperti yang di pesan dan dilakukan Listy selama ini.
dcdcdc



BUKAN PENGORBANAN




BUKAN PENGORBANAN
                “Hidup adalah perjuangan”
            Ungkapan yang menghias dinding kelas itu, sangat benar adanya, ucapku dalam hati. Aku terhanyut dalam lamunan. Aku teringat seorang teman seperjuanganku di IPM, namanya Anis. Dia seorang gadis periang, meskipun berasal dari keluarga pas – pasan. Orang tuanya hanya buruh tani, dia memiliki seorang adik laki – laki yang saat ini duduk dikelas 3 SMP. Sedangkan Anis sendiri, saat ini kelas 3 SMK.
            Memang, mereka hanya dua bersaudara. Tapi, kebutuhan hidup yang semakin lama semakin mahal membuat Anis harus bekerja lebih keras membantu orang tuanya mencari nafkah. Hmm… ironis sekali ya, disaat banyak orang kekurangan. Justru banyak pula pemimpin yang tidak amanah. Mereka menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan mereka pribadi… Hufft… Aku menghela nafas dalam – dalam dan menghembuskannya perlahan lalu tersenyum. Mengapa aku memikirkan kesalahan orang lain ya? Apakah aku merasa lebih baik dari mereka. Tidak!! Seharusnya aku mawas diri dulu.
Tiba – tiba terdengar suara yang membuyarkan lamunanku.
“Nayla, hari ini kita jadi rapat kan?”
“Eh… Anis,” kataku seraya menoleh “Jadi donk! Tapi, tunggu teman – teman yang lain ya, mereka sedang sholat Ashar.” Lanjutku kemudian tersenyum diiringi anggukan Anis. Dia memang jarang bicara. Bagi Anis, diam itu emas. Prinsipnya  ‘Bicaralah yang baik jika tidak bisa maka lebih baik diam’. Memang, tidak selamanya diam itu emas. Sesekali Anispun bicara. Tapi, seperlunya saja. Bukankah Allah menciptakan satu bibir dan dua telinga untuk manusia. Jadi, secara tidak langsung, Allah menginginkan kita untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Anis segera berlalu, pandanganku mengikuti tubuh Anis yang cukup tinggi, kepalanya dibalut kerudung lebar. Anis menghilang di balik pintu kelas. Pasti belajar lagi, begitu pikirku. Anis, kau benar – benar membuatku cemburu. Kau selalu memanfaatkan waktumu sebaik mungkin.
dcdcdc
“Demikian, rapat IPM hari ini, saya sebagai pembawa acara mohon maaf atas kesalahan saya. Nuun Walqolami wamaa yasthuruun. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.” Kataku mengakhiri rapat.
“Wa’alaikumussalam Wr. Wb.” Jawab mereka yang menghadiri rapat lalu segera berlalu, kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 16.30.
Aku pulang paling akhir, karena sebagai sekretaris panitia, aku harus menyusun proposal untuk kegiatan minggu depan. Setelah mengunci ruang IPM, aku bergegas menuju parkiran. Benar dugaanku, hanya motorku yang masih tersisa disana. Segera kupacu sepeda motorku ke jalan raya. Sudah sore, aku harus segera tiba dirumah. Bunda telah menunggu.
“Anis…” ucapku lirih saat melihat Anis masih berada di terminal. Kulirik jam tanganku yang menunjukkan angka 17.00. Akupun menghampiri Anis.
“Anis… kenapa belum pulang?” tanyaku masih tetap diatas motor.
“Belum ada bus, La” jawab Anis lalu tersenyum, tampaknya tidak tersirat sedikitpun rasa gelisah diwajahnya. Sungguh tenang. Jika aku jadi Anis, aku belum tentu bisa sabar, pasti aku sudah uring – uringan.
Hmm… aku berkata dalam batin, ingin rasanya aku mengantarkan Anis pulang. Tapi, Bunda telah menanti kehadiranku di rumah. Sedangkan jika aku tidak mengantarkan Anis, dia mau pulang pakai apa? Jalan Kaki? Rasanya tidak mungkin, jarak antara rumah dan sekolahnya sekitar 7 km. Pilihan yang sulit. Akhirnya, . Setelah terdiam beberapa saat. Aku putuskan memilih Bunda.
“Maaf ya Anis, aku gak bisa mengantarkanmu, soalnya udah ditunggu Bunda dirumah.” Ucapku dengan penuh penyesalan.
“Gak apa – apa koq, aku kan bisa jalan kaki. Santai aja, aku udah biasa koq.” Jawabnya masih dengan senyum mengembang. Akupun memacu motorku lagi.
dcdcdc
Sesampainya dirumah, benar saja, Bunda telah menantiku di teras rumah.
“Ayo Bun, Nayla antarkan ke rumah sakit” kataku tanpa bertukar pakaian dulu. Adikku masuk rumah sakit, sehingga kami harus bergantian menjaga adik. Bunda segera naik ke atas motor.
“Bun… Tadi teman Nayla ada yang gak bisa pulang lho. Kehabisan Bus, jadi harus jalan kaki. Padahal jaraknya sekitar 7 km.” kataku mulai bercerita saat jalanan mulus.
“Lho? Koq gak kamu anterin pulang?” Tanya Bunda
“Soalnya Bunda minta dianterin ke rumah sakit.”
            “Oh iya…  waduh Nayla, kalo tau begitu, tadi Bunda berangkat bareng Ayah aja.” Jawab Bunda sepertinya ikut menyesal.
dcdcdc
            “Anis, kemarin kamu sampai rumah jam berapa?” tanyaku saat bertemu Anis di Perpusatakaan
            “Sekitar jam setengah tujuh malam.”
            “Kamu dimarahi orangtuamu ya?”
            “Enggak koq, mereka hanya khawatir saja. Itu karena mereka sayang padaku.”
            “Anis… kalo boleh jujur, aku cemburu padamu. Kau begitu mencintai IPM lebih dari dirimu sendiri. Bahkan kau rela berkorban untuk IPM.”
            “Nayla, jangan berlebihan memujiku. Aku tidak sebaik seperti yang kau pikirkan. Lagi pula, itu bukan ‘Pengorbanan’ melainkan Pengabdian.”
            “Ah, Anis, andai saja semua pengurus IPM seperti dirimu. Tapi, rasanya Sulit sekali! Lihat saja kemarin, yang mau hadir dalam rapat, tidak ada separuhnya dari 40 orang. Padahal, aku yakin mereka punya waktu dan kesempatan untuk hadir. Hanya saja, Banyak sekali yang mencari – cari alasan untuk tidak hadir.
            Aku jadi teringat perkataan seseorang bahwa mencari waktu luang memang tidak akan ada. Tapi, yang ada itu meluangkan waktu. Seandainya mereka mau meluangkan waktu sebentar saja untuk IPM, seperti meluangkan waktu untuk makan”.
            “Iya, Nayla. kau benar. Tapi, semua orang memiliki karakter sendiri – sendiri. Kan lucu, kalo semua orang seperti aku. Dunia akan penuh dengan pejalan kaki. Bisa – bisa ada peraturan yang melarang bawa kendaraan…” Jawab Anis berseloroh. Kamipun tertawa.
            Anis… Anis… Sekali lagi kukatakan, aku cemburu padamu. Kau sangat baik. Walaupun begitu, tetap saja ada orang yang dengki dan mencelamu. Namun, kau tetap sabar. Andai aku bisa sepertimu… kataku dalam hati.
Tapi, kapan? Hmm… Entahlah… biar waktu yang menjawab.
J Selesai J

Caramu mencintaiku

Caramu mencintaiku
 Suasana ruang IPM terlihat begitu tegang. Sepertinya, diruangan itu terdapat bom yang siap meledak.
            “Aku sudah tak sanggup lagi.” Ucap Sarah pada Malik. Disana hanya ada mereka berdua dan Lala.
            “So, kamu mau apa? Mau keluar dari IPM?” Tanya Malik angkuh.
            Sarah tidak menanggapi pertanyaan Malik “Aku kira, kamu bisa jadi partner kerja yang baik. Ternyata aku salah!” Sarah mulai mengungkapkan isi hatinya yang selama ini terpendam.
            “Halah! Justru kamu itu yang gak bisa jadi partner kerja yang baik. Jadi Ketua Umum aja gak bisa bertanggungjawab, lha koq, sok-sok-an mau ngatur – ngatur aku.” Jawab Malik sengit. Kalimatnya kacau. Namun kalimat itu malah menghujam tepat dihati Sarah.
            “Aku? Gak bertanggungjawab? Buktinya apa? Jangan asal ngomong donk!” balas Sarah tak kalah sengit.
            “Oke! Perlu bukti? Masalah Fortasi yang mengurusi hanya aku. Perkemahan. Perpisahan kelas 3. Dan bla…bla…bla…” Malik menyebutkan semua Proker yang telah dijalankan. Jika kau tau apa saja proker IPM, sebutkan! Maka Malik akan mengatakan aku yang banyak membantu dalam kegiatan itu.
            “Lalu kamu kemana? Bukankah itu berarti kamu gak bertanggungjawab? Hah, coba kalau tidak ada aku. Pasti banyak program kerja yang tidak berjalan.” Lanjut Malik sombong.
            Mendengar hal itu, hati Sarah panas. Jika kemarin – kemarin dia masih bisa sabar menghadapi tingkah Malik. Tapi, kali ini tidak. Dia benar – benar tersinggung. Merasa sangat tak dihargai.
“Itu karena kamu gak pernah melibatkan aku. Kamu selalu mengambil keputusan sendiri, selama ini, akupun hanya diam saja. Mencoba berpikir positif bahwa apa yang kamu lakukan adalah yang terbaik untuk IPM.
            Tapi, sekarang kamu malah berkata seperti itu. Hah… dimana perasaanmu Malik? Aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk IPM. Bahkan nilai – nilai pelajaranku banyak yang turun.”
            “Jadi, kamu menyalahkan IPM?” sela Malik sinis
            “Tidak! Aku tak ingin menyalahkan siapapun. Semua memang salahku. Karena aku belum bisa membagi waktu dengan baik.
            “Aku sering pulang sore. Dan sampai rumah dimarahi orangtuaku. Bukan hanya itu, aku bahkan sempat dilarang mengikuti IPM lagi. Tapi, aku masih berusaha bertahan. Karena aku masih punya amanah yang harus aku tunaikan. Dan kamu masih bisa bilang aku gak bertanggung jawab?” Lanjut Sarah, hatinya bergemuruh.
            “Hebat…! Hebat…! Sang ketua kita.” Ejek Malik “Hallo? Kamu pikir yang seperti itu hanya kamu? Aku juga sama. Tapi aku gak pamer sama orang – orang, meskipun  aku banyak berjasa buat IPM.”
            Hati Sarah benar – benar sakit. “Malik! Kamu pikir dengan menyebut semua proker yang dijalankan sebagai hasil usaha kamu saja, bukan Pamer?” Tanya sarah membalik perkataan Malik.“Sebenarnya kamu ada masalah apa tho dengan aku?” Lanjut Sarah. Sementara Malik hanya terdiam, diapun tidak mengerti mengapa sampai hati memarahi Sarah. Saat Malik sedang mencari – cari alasan untuk membenarkan tindakannya. Sarah mulai menumpahkan isi hatinya lagi.
            “Kamu sebagai Kabid Perkaderan sudah kuberi kebebasan untuk menjalankan tugasmu. Tapi, kamu malah otoriter. Tidak pernah melibatkan aku. Terus, kalo ada masalah, yang kena siapa? Aku kan? Padahal aku tidak tau apa – apa.” Ucap Sarah, kali ini matanya berkaca – kaca. Mencoba menahan air duka.
            “Aku tau, kamu lebih senior, lebih mengerti apa yang harus dilakukan. Aku tidak gila hormat koq. Dan tidak juga minta pujian. Paling tidak, jika kamu tidak mau menganggap aku sebagai Ketum IPM. Anggap aku sebagai manusia.
Terkadang aku merasa tak berguna ada disini. Tak pernah dianggap. Kalian membutuhkan aku, hanya ketika kalian butuh tandatanganku untuk pencairan dana saja.” Sarah terdiam, sepertinya bom diruangan ini telah meledak seiring dengan jatuhnya air mata Sarah. Hati sarah terasa diiris – iris. Gerimis menyelimuti hatinya. “Apa ini yang disebut organisasi?” Tanya Sarah.
            “O, jadi selama ini, kamu merasa aku tidak menghargaimu?       Justru kamu itu yang tidak menghargaiku. Kamu memang Ketum. Tapi, saat ini masih kegiatan Fortasi. Aku yang berwenang disini. Aku memintamu untuk menjaga ruang sekretariat. Eh, kamu malah pergi tanpa izin dariku. Seharusnya kamu mengikuti aturanku donk! Kalo kamu ingin dihargai, hargai dulu orang lain.” Malik membela diri, wajahnya merah padam.
Sarah semakin terisak. Hatinya porak poranda. Seolah badai tengah melanda hatinya. Dia hanya mampu terdiam. Ruangan itu hening sesaat. Akhirnya, hati Malik luruh juga melihat Sarah menangis. Memang, senjata wanita adalah menangis. Tapi, itu bukan menunjukkan kelemahannya melainkan betapa lembutnya hati seorang wanita.
“Oke… aku minta maaf.” Ucap Malik, akhirnya. Sementara Sarah hanya terdiam. Tidak mengangguk. Tidak juga menggeleng. Malik kebingungan, dia tidak tau harus berkata apa. Sepertinya dia telah kehabisan kata – kata. Ruangan itu, hening kembali. Yang terdengar hanya suara isakan tangis Sarah.
Lala yang sedari tadi berdiam diri didepan komputer mulai merasa risih dengan keadaan ini. Akhirnya, dia mulai angkat bicara.
            “Sudahlah Sarah, jangan bersedih lagi. Kan enggak enak kalo sampe orang – orang tau. Apalagi, murid baru. Ntar kamu kehilangan wibawa lho.”
            “La, aku juga manusia. Punya perasaan. Masa’ gak boleh nangis? Aku capek dengan semua ini.” Jawab Sarah. “Sudah lama kusimpan air mataku dan semua keluh kesahku. Dan kini, aku sudah tak sanggup lagi memendamnya.”
            “Kenapa Kamu gak bilang dari dulu?”
            “Karena aku gak mau semangat teman – teman jadi turun, hanya karena aku. Aku ingin IPM lebih kompak lagi.” Jawab Sarah. Lalapun ikut terdiam, dia juga kehabisan kata – kata. Sarah masih menangis. Akhirnya, Lala dan Malik meninggalkan Sarah seorang diri di ruang IPM. Mungkin, Sarah sedang ingin sendiri, pikir mereka.
            Sesaat setelah mereka pergi. Sarah mencoba menenangkan diri. Dihapusnya air duka itu, lalu mencoba tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri, “Ayolah Sarah, kamu harus kuat. Bukankah disetiap do’a, kau meminta pada Allah supaya diberi Kekuatan,” sementara hati besar dan hati kecil Sarah berperang.
            “Tapi, Allah tidak memberikan apa yang aku minta,” suara hati besar.
“Itu memang bukan bentuk aslinya. Allah tidak memberikan apa yang aku minta. Tapi, memberikan apa yang aku butuhkan.” Jawab hati kecil.
“Lalu, aku sekarang butuh kekuatan. Mengapa Allah tidak memberikannya?”  Tanya hati besar.
“Ketahuilah, kekuatan itu tidak diberikan,aku yang harus meraihnya.” Hati kecil berkata lagi.
Perang selesai dan dimenangkan hati kecil Sarah. Bibirnya tersenyum. Tapi, matanya tetap melelehkan air mata. Dihapusnya lagi air duka itu. Sekali lagi, dia mencoba tersenyum. Lalu dia keluar ruang IPM menuju kamar mandi.
“Sarah, mau kemana?” Tanya Lala
“Ke kamar mandi.” Jawabnya seraya tersenyum. Seolah tak pernah terjadi apa – apa. Dia tidak ingin semua orang tau keadaannya dan membuat mereka mengasihaninya.
Namun, belum sampai kamar mandi. Mendadak tubuh Sarah ambruk. Matanya berkunang – kunang. Dadanya sesak. Kepalanya pusing. Sepertinya, penyakit Sarah kambuh lagi. Akhirnya, dia diantarkan pulang oleh Lala.
dcdcdc
Sore hari dirumah Sarah…
“Gimana keadaan mbak Sarah?” Tanya Lina, adik kelasnya yang juga pengurus IPM.
“Alhamdulillah, Udah mendingan, dik.” Jawab Sarah
“Mbak, aku denger, tadi mbak sempet ada masalah sama Mas Malik, ada apa?
“Enggak… siapa bilang, gak ada apa – apa koq.” Kata Sarah berbohong. Lina menatap mata Sarah beberapa detik mencoba mencari – cari sinar kejujuran dari situ. Ya, seperti kata orang bijak, ‘Mata tidak bisa bohong’.
“Oke… kamu bener. Mbak tadi emang ada masalah sama Malik.” Ucap Sarah, akhirnya menyerah dan mulai bercerita tentang masalah itu.
“Jadi begitu dik, hati mbak rasanya hancur sekali.” Sarah mengakhiri ceritanya.
Lina menarik nafas dalam – dalam, “Hmm… aku mencoba mengerti apa yang kalian rasakan. Tapi, kalau aku harus memilih. Aku tidak akan memilih. Karena, buat aku, kalian berdua adalah teman seperjuangan di IPM.”Terdiam sebentar.“Aku juga tidak akan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah.” Lanjutnya.
“Jadi, mbak harus diam saja diperlakukan seperti ini?”
“Bukan mbak, mbak itu harus bertindak yaitu dengan cara mengalah.”
“Mbak sudah puas dik! Selama ini mbak Mengalah terus. Tapi, apa yang mbak dapat? Hanya sakit hati dan kekecewaan.”
“Mengalah bukan berarti kalah mbak! Lagipula, jika kalian berdua sama – sama egois. Gak akan selesai. Mau jadi apa IPM ini?” Sarah terdiam. Dia membenarkan dalam hati, apa yang dikatakan Lina.
“Jadi, gimana mbak? Mengalah untuk menang, demi IPM.” Kata Lina
“Masa’ seorang mbak Sarah yang katanya Ketum IPM, patah semangat hanya karena masalah ini?” lanjut Lina mencoba memprovokasi Sarah.
“Hmm… Oke deh, akan aku coba. Demi IPM” jawab Sarah, akhirnya.
dcdcdc
“Mana Malik?” Sarah bertanya pada Lala.
“Belum datang. Oh ya, gimana keadaanmu?”
“Alhamdulillah sudah mendingan.” Ucap Sarah. Tiba – tiba pintu ruang IPM terbuka, dari balik pintu muncul Malik. Tanpa salam. Tanpa sepatah katapun yang terucap darinya. Dia langsung menuju pojok ruangan. Sepertinya, dia masih marah dengan kejadian kemarin.
Pasti Malik marah, karena kemarin dia udah minta maaf padaku. Tapi, aku malah mengabaikannya. Begitu pikir Sarah.
“Sarah, aku pamit ke kantin dulu ya. Belum sarapan nih.” Kata Lala, akupun mengangguk.
Malik duduk dikursi. Terdiam dan hanyut dalam lamunan. Tatapannya kosong. Sepertinya, dia sedang memikirkan sesuatu. Akhirnya, dia bangkit dan menghampiri Sarah yang sedang memeriksa Program Kerja IPM.
Tanpa berkata – kata. Malik menyodorkan sebuah amplop putih. Sarah tertegun. Dengan penuh tanda Tanya, Sarah menerima amplop itu.
“Apa ini?”
“Surat Pengunduran diriku.”
“Kenapa? Kamu masih marah karena masalah kemarin? Oke, aku minta maaf”
Malik menggeleng “Bukan. Bukan karena itu.”
“Lalu apa?” Sarah benar – benar ingin tau.
“Karena aku merasa sudah tak berguna lagi disini. Jadi, lebih baik aku keluar saja.”
“Siapa bilang? Kami semua membutuhkanmu. Tolong dipertimbangkan lagi.”
“Tidak usah membujukku. Keputusanku sudah bulat.”
Sarah menarik nafas dalam – dalam dan menghembuskannya secara perlahan. “Ya sudah, jika itu memang keputusanmu. Tapi, jika nanti kamu berubah pikiran, Pintu ini masih terbuka lebar untukmu.”
“Iya, makasih.” Jawab Malik dingin dan hendak pergi dari ruangan itu.
“Malik…” panggil Sarah. Malik menoleh.
”Kalo aku boleh tau, sebenarnya apa alasan kamu keluar dari IPM?” Tanya Sarah.
“Kamu…” jawab Malik singkat.
“Maksudmu?” Sarah semakin tak mengerti.
“Karena aku tak ingin melihat orang yang kucintai menangis lagi. Apalagi, aku yang telah menyakiti hatinya.” Setelah berkata – kata, Malik kemudian pergi.
“Apa?” ucap Sarah lirih, dia tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan Malik. Sarah tau, bahwa Malik bukan tipe cowok yang suka nge-gombal sana – sini. Mungkinkah kali ini Malik sungguhan mencintai Sarah.
“pasti ini hanya mimpi.” Sarah mencubit lengannya. Sakit. Sarah tidak mimpi.
Sarah lemas. Hatinya kacau. Sarah menjerit dalam hati. Tidak mungkin Malik mencintaiku!!
Malik, jika engkau cinta. Mengapa kau malah melukai perasaanku?
Sungguh aneh, caramu mencintaiku…

Mengarungi sungai cinta Dengan perahu doa

Mengarungi sungai cinta Dengan perahu doa
Karya : Dessy Sulistyowati
Doa adalah sebuah benghubung antara seorang hamba dengan Allah,tak pernah ada doa yang terlewatkan untuk di dengar oleh Allah karenah Dia Maha Mendengar dan Maha mengetahui segala sesuatu di jagat raya ini.Doa itu selalu dijabah,namun waktunyalah yang kita tidak tau kapan.
“Ah,,,apa benar seperti itu??apa iya semua doa pasti akan dikabulkan?”Tanya ku dalam hati.
Termenung menghanyati kalimat dan makna tadi membuatku lupa diri bahwa aku sekarang sedang melaksanakan ulangan.Tidak terasa waktu ulangan berjalan dengan cepat dan waktu yang tersisa hanya seprempat jam saja.Tiba-tiba Sari teman satu meja menggagetkanku.
“Listy??Kamu kenapa kok soalnya masih banyak yang belum kamu kerjakan,waktunya tinggal sebentar lho!”Kata Sari
“Hah??yang bener,Sar??Astaga aku baru mengerjakan 10 soal,Sari gimana ini..”
“Udah santai Lis,Coba kamu kerjakan dengan perasaan tenang pasti kamu bisa.Pasti percaya dech.Allah pasti menolong kamu” Sari mencoba menenangkan diriku
Aku mencoba tenang dan mengerjakan soal itu sendiri dengan batas waktu yang sangat sedikit ini.Jelas belum lama aku mulai mengerjakan soal waktu mengerjakan selesai,dengan berat hati lembar jawab berserta soal aku bawa kedepan untuk dikumpilkan.Langkah kaki begitu berat meninggalkan ruangan,namun ini harus dilakukan.
“Listy,kamu tadi kenapa ngak seperti biasanya kamu nglamun kayak gitu” sebuah pertanyaan yang mengagetkanku.
“E,kamu Sar! Ngak tau nich tiba-tiba aja aku terbayang sesuatu yang memancingku untuk mengartikan itu,sehingga aku lupa kalau sedang berjuang mengerjakan soal untuk seleksi olympiade Fisika”
“ya,ampun Listy.Emang apaan sih yang kamu lamunin,,kan sayang kalau kamu tidak mendapat nilai maksimal tadi.”
“ya udahlah Sar,,,Walaupun berat itu udah terjadi,Ayow kekantin.”
“Ah,,kamu gitu Lis,gak mau cerita keaku.Gak asik Ah..” Sari tiba-tiba berdiri dambil pergi meninggalkan aku sendiri.
dcdcdc
Siang hari ketika bel sekolah berbunyi,aku berlari menghampiri Sari yang sudah keluar kelas terlebih dahulu.
“Sari,tunggu” Aku berteriak
Sari tidak menghiraukan teriakkan ku,dia terus berjalan seperti tak mendengar apapun.Aku berlari dan menghentikan langkah kakinya.
“Sar,kamu kenapa sih?Kamu marah ya sama aku?Aku minta maaf sar,aku tidak bermaksut untuk tidak mau cerita kekamu,tapi aku ingin kamu itu fokus dulu dengan materi biologi tadi kan kamu juga besok mau ikut seleksi olympiade biologi”
“Yaampun Listy,Jika kamu cerita aku juga gak bakal ngrasa terganggu kok des,malah ketika kamu tidak cerita yang mempuatku kefikiran terus.Emang kamu tadi mikirin apa sich,Des?”
“Aku cuman mikirkan apa sih makna dari kata doa itu.Disitu aku bergulat pada pandangan seseorang yang sudah ada dengan hatiku sendiri yang tidak tau kenapa belum seberapa percaya.”
“Oalah, Listy,,Listy aku kira apaan.” Sari terharan-heran
Tak terasa selama bercerita itu langkah kaki kita begitu cepat menyelusuri jalan beraspal panas yang membentang,ku dan sari harus berpisah.Dia menuju rumahnya sendiri semantara aku juga begitu (HA,ha,ha ya,iyalah kalau aku kerumah dia pasti gak boleh.Soalnya ntar ngabisin makanan ).
dcdcdc
Sesampainya dirumah hanyalku kembali mengusik,iya suatu hanyal tentang doa,namun kali ini kutuangkan dalam bentuk tulisan di sebuah buku diary kecil yang lucu.
Dear deary
Aku begitu bingung memaknai semua ini,apa benar semua doa itu pasti di kabulkan.Jika semua doa dikabulkan lalu waktunya didak sesuai dari apa yang kita harabkan bagaimana?.Lalu apa bila perwujutan doa diganti dengan yang lain apa itu juga menampakan suatu keindahan yang sama? Lalu apa itu berarti doa-doa yang aku panjatkan selami belum dikabulkan dan pasti akan dikabulkan jika waktunya tepat?
Bingung,,aku begitu amat bingung menguak ini semua.Aku harus mencari tahu kebenaran ini semua,bukan hanya sumber yang di tulis kebanyakan orang saja melainkan juga dari diriku sendiri dan tentunya kitap suci Al-Qur’an.Aku harus bisa menguknya,agar aku tidak salah mengartikan,dan semakin tersesat dalam ketidak tahuan yang mengasikan ini.
By:Suara hati nuraniku dikala matahari mulai menghilang
Buku deary kecil yang lucu milikku itu pun tertutup dan pulang ketempat peristirahatan nya,.(Rak buku kecil yang penuh sesak dengan berbagai buku kucel dan sebetulnya sudah tak layak dibaca,namun semua buku kucel ini yang selalu menemaniku. Ku rebahkan tubuhku sejenak dalam pulau kapuk berwana merah,Ya tak ada lima menit tubuhku terbaring namun penah dan rasa panas sudah bergelayut,bergegas aku berlari menuju kamar mandi yang amat cantik berwarna merah menyala di sudut kamar pribadiku yang juga berwarna merah ini.
“HemM...Segar sekali rasanya,.habis ini ke sms pak Hanung ah,mau tanya hasil seleksi olympiade fisika tadi pagi.” Kataku dalam hati
Assalamuallaikum.Sore pak?Pak gimana hasil seleksinya tadi,saya lolos tidak pak untuk mewakili sekolah di ajang bergengsi itu? Secarik sms punku kirim deng harapan mendapat balasan sesuai harapan.
Mata dan tangan tak bisa berpaling dari HP mungil berbentuk kotak ini.(kalau bentuknya segitiga seru tu?).Suara dering HP tanda adanya sinyal sms pun terdengan,dengan hati yang berdebar ku pencet HP,dan benar pak Hanung membalas sms dariku.
Waallaikumsalam.sore juga Listy.Ya ini bapak baru selesai merekap nilai dan nama-nama calon yang lulus dan berhak mewakili sekolah kita tercinta.Untuk tim Fisika akan diwakili oleh Husna,sedangkan biologi diwakili Sari.Kenapa Lis,kok nilai kamu kurang mendukung padalah saya harap kamu yang lolos?
“Ah,,apaan ini.Nyebelin”Ingin rasanya HP ini aku banting namun tidak enak juga rasanya kalau sms dari pak Hanung  tidak aku balas.Dengan hati sedih kukuatkan jari-jariku untuk  mengirim secarik atau seonggok atau apalah itu terserah saja yang penting aku sudah membalasnya.
Tidak kenapa-kenapa pak,nungkin ini bukan rezeki saya saja.Ya,Husna anaknya juga pintar dalam bidang fisika pak.
Iya saya tau husna juga merupakan anak yang pintar.Ya,saya harap kamu lebih giat belajar supaya kelak di sekolah menengah atas bisa menjadi wakil sekolah. Balas pak Hanung
Tak kuat rasanya untuk membalas,jangankan membalas melihat HP saja sudah jengkelnya minta ampun.Hati sedih tak menentu,neratapi kegagalan.Ku ambil buku deary kecil lucu lagi untuk mengungkapkan segala resa dan gunda dalam hati.
Dear deary
Maaf ya daery aku mengambilmu kembali,bukan maksut hatiku menggangu istihat mu namun aku sangat butuh kamu dalam menghadapi kegalauanku ini.(Waduch,kayak bicara sama orang aja pakai minta maaf).Gagal ,aku gagal mewakili mewakili sekolah,aku gagal untuk mencetak sejarah dalam hidupku sendiri.Kenapa aku gagal terus si?kalau seperti ini apakah aku bisa masuk ke smk yang aku idam-idamkan nantinya.O deary....Gimana ini.Mewujutkan impian menjadi murid berprestasi di bidang sains gagal,dalam cinta pun rasanya juga begitu.selama ini aku berlaga cuek akan cinta namun aku tak sekuat itu,aku juga mempunyai perasaan suka dengan lawan jenis.Apa iya aku gak boleh jatuh cinta,dan merasakan cinta dari lawan jenis seperti yang dirasakan teman-temanku saat ini.Banyak teman ku yang sudah merasakan cinta dri banyak lawan jenis,iya si aku tahu itu tidak selamanya bagus,tapi????apa rasa ini nanti akan menjadi kenyataan ya???ya aku berharab seperti itu,walaupun bukan nanti tapi besok,lusa,bulan depan,tahun depan,ataupun satu tahun lagi juga tidak mengapa.Tapi apa iya nanti aku akan tetap suka sama Eka??wach,bingung lagi ni aku....ya udalah lha dipada bingung kamu aku tutup dulu ya deary.
Salam tetes air mata...di atas rajutan lembar an kertas.
Aku langsung memeluk guling dan tidur berbalut selimut
dcdcdc
Dentang jam terus berputar tanpa henti.Hari terus berganti dari hari senin ke hari selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu,minggu,kembali senin lagi.(Wah,malah menghitung hari). Tidak terasa ternyata masa SMP telah berakhir dengan begitu cepat ,dan dengan hasil yang kurang memuaskan sehingga membuaku memupuskan harapan untuk bersekolah di SMK idamanku selama ini.Semua sudah terpupus kini aku berada di sebuah sekolah swasta dengan basis keagamaan.Hati sedih dan tertus meratapi ini semua,semakin sedih ketika melihat teman-teman pulang dengan keberasilan mengapai mimpi bersekolah di sekolah impian meraka masing-masing yang sudah berjalan setengah semester, ini di tambah lagi mereka selalu di temani orang yang begitu sayang dengan mereka.
Aku berjalan menghampiri buku deary kecil milikku yang sudah cukup lama sudah tidak ku sentuh lagi.Ku mulai mengisi lembar demi lembar buku deary ini dengan tetesan air mata yang jatuh membasai pipiku.
“KISAHKU”
Sering ku termenung
Untuk apa hidup ini
Mungkin dunia ini bukan milikku
Untuk apa aku disini
Hilang sudah harappanku
Mungkin kisahku berakhir begini
Hanya kepahitan dan penyesalan
Aku serba tak mengerti
Dari awal perjalanku
Ku berkisah tentang nasibku
Yang ku temui disana hanya kepahitan saja
Benarkah nasibku seperti ini,tak jauh lebih baik dari sebelumnya bahkan lebih buruk,kenapa aku tidak bisa meraih yang aku impikan selama ini.Cita-cita maupun cinta.
“Hai dek,nulis apa sih kok serius amat sampai banjir air mata juga”
Suara itu mengagetkan diriku,akupun sontak bangun dari tidur dan dengan cepat menutup buku deary kecilku yang penuh dengan curhatan hati.
“Kak Lisna??”Aku mencoba mengusap air mata yang belum kering pada kedua pipi. “Kakak,kok bisa disini kapan kakak pulang?”
“Baru saja dek,adek kenapa kok nangis seperti itu,apa yang membuat adek mbak yang cantik ini menitihkan air mata?” tanya kak Lisna
Aku terdiam,entah aku harus menjawab apa. “Apakah aku harus berceritah keluhku ini pada kak lisna,apa setelah aku bercerit padanya bebanku menjadi berkurang?”
“kenapa diam begitu dek? Ayo cerita saja ke kakak,siapa tau kakak bisa ngasi solusi ke adek.Adek juga tenang aja rahasia di jamin aman kok dek.Ha,ha,ha” goda kak Lisna.
“Ah kakak ini apaan sich aku kan jadi malu..aku cerita ya kak,tapi kakak janji jangan ngatain aku melankolis atau yang sebagainya ya kak?”ucapku dengan wajah yang malu-malu.
“Iya adek ku yang cantik.Kakak akan jaga rahasia negara ini,jadi ibu presiden kecil jangan takut dan kuatir.Ok,dek?”
“Gini kak,kenapa ya apa yang aku cita-citakan dan impikan selama ini gak pernah terwujut entah itu tentang pendidikan maupun cinta.Apa Allah gak sayang ya kak dengan aku?Kenapa teman-teman begitu mudahnya mendapatkan yang mereka mau tapi aku tidak?”Tanya ku.
“astafirullah halazim,adek ini ngomong apa sih dek.Allah itu sayang sama semua hambanya,termasuk adek.Kalau allah tidak sayang sama adek,gak mungkin adek bisa hidup sehat sampai sekarang,gak mungkin adek bisa sekolah hingga jenjang yang tinggi ini.Coba kaka tanya sama adek,apa orang tua adek selama ini tidak sayang dan memperi perhatian sama adek?Apa adek bisa melihat,menghirup udara di dunia ini perlu membayar?”
“sayang banget kak.enggak lha kak,kalau aku harus membayar berapa puluh triliun aku harus membayar?”
“Nah,itu adek pinter.Begitu Allah mencintai kita semua.dek,Allah itu pasti akan mengabulkan semua doa dan keinginan semua hambanya,tapi doa itu tidak semua langsung di kabulkan ada yang di undur dan ada pula yang digantikan dengan nikmat yang lain nikmat yang jauh lebih sesuai dengan kemampuan adek.Cinta,kekuasaan,kesehatan,kesuksesan itu termasuk ujian juga dek,kalau adek di uji seperti itu belum tentu adek akan kuat menjalaninya untuk saat ini,mungkin allah telah menyiapkan sesuatu yang sangat indah untuk adek nanti saat adek tidak menduganya.Ada sebuah hadis,Janganlah kamu menyanyangi kekasihmu secara berlebihan karena bisa jadi orang yang kamu sayang itu kelak akan menjadi seseorang yang sangat kamu benci,dan jangan lha kamu menbeci seseorang secara berlebihan karena bisa jadi kelak dia akan menjadi orang yang sangat kamu sayang.Serta hadist ini Seseorang yang berkeinginan kuat adalah ketika dia mampu menyembunyikan rasa cinta dan bencinya,sehingga tidak adanya sikap berlebih-lebihan. (Ibnu Al Jauzy).Itu jadi kalau adek berkeinginan kuat untuk mencapai sukses adek jangan berlebih-lebihan  lakukan semuanya dengan mengharap ridho Allah semata,cinta dan benci lha karena Allah,Insaallah adek akan jauh lebih tenang menghadapi segala sesuatu di dunia ini.Adek juga harus selalu berdoa,berdoa secara serius dan jangan setengah-setengah,karebna kalau adek setengah-setengan maka hasil yang adek dapat juga akan setengah-setengah.”
Tiba-tiba Hp kaka Lisna berdering,Sepertinya itu sangat penting karena nampak wajah kak Lisna begitu serius menanggapi obrolan di balik gemuruh layar Hp.
“Nah,gitu tadi dek,pokoknya adek renungkan dan laksanakan kalau adek kurang yakin buka Al-qur’an di situ jelas banget apa yang sebaiknya adek lakukan,dan buktikan semuanya dek pasti adek akan lebih bersyukur.Kakak mau pergi dulu ada tugas yang mendadak dari kantor.Assalamuallaikum”
Kak Lisna pergi meninggalkan aku dikamar sendiri.Fikiran dan hatiku sedikit tenang mendengarkan semua kata-kata kak Lisna.
“Semua yang di ucapkan kak Lisna benar,iya aku telah mendapat semuanya mulai dari cinta dari orang tua,teman,dan sahabat.Aku juga sudah mencapai sekolah hingga tingkat SMK juga.Kalau di fikir-fikir di SMK aku yang sekarang aku bisa lebih baik,bisa mengenal jilbab dan ilmu agama lebih banyak,juga bisa ikut suatu organisasi yang sangat luar biasa.Apa ini jalan yang di tunjukan Allah untuk aku,agar aku bisa lebih baik.Aku harus mencari jalan agar aku benar-benar lebih baik dan lebih bersyukur.Aku akan mulai perjalannanku menyusuri sungai cinta menggunakan perahu doa dari detik ini.” Delikku dalam hati.
dcdcdc
Ujan turun mengguyur permukaan bumi yang sudah lama haus akan sejuknya air ciptaan Allah ini.Hawa yang begitu sejuk,dan dingin ini begitu dinantikan oleh ribuan makhluk hidup di dunia ini.Hati begitu damai mendengarkan ribuan katak asik bernyanyi dengan suara khas mereka,suara yang akan terus berkumandang hingga hujan benar-benar reda atau musim kemarau datang.O,ya Allah begitu indah Kau ciptakan semua ini.Begitu sempurnya Kau ciptakan dunia ini.Kau buat hidup ribuan hambaMu serba kecukupan walaupun banyak hambaMu yang kurang bersyukur dan mengetahui begitu hebat nikmatMu ini,termasuk aku hambaMu yang baru menyadari akan semua ini,hambaMu yang lupa untuk bersyukur dan selalu mengelu.Kini hamba sadar inilah yang terbaik untuk hamba.Ternyata disinilah Kau siapkan segalanya,Kau buat semua begitu indah dan benar-benar indah.Segala yang aku impikan kini menjadi kenyataan,Aku bisa mengikuti berbagai macam lomba,walaupun masih sampai tingkat Provinsi.Di sini aku juga Kau pertemuakan dengan sesosok pria yang begitu indah,pria sholeh yang selalu mengajariku tetang nikmatMu(beragama Islam),di sini pula aku Kau izinkan mendapat banyak saudara dari seluruh Indonesia,mulai dari pelajar (IPM),dan Orang-orang penting di Indonesia (Rektor,Profesor,Bupati,Gubernur,MPR,DPR, bahkan Presiden).Disini pula aku Kau didik untuk menjadi wanita sholeha,yang benar-benar menjaga iffah dan izzahku.
“Ternyata semua yang dikatakan oleh kak Lisna itu benar,Dia tidak hanya berkata menurut pendapat dia sendiri melainkan dengan tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadist.”
Aku pun mengambil buku deary kecil milikku dan membaca beberapa lembar,ingin membaca hal yang juga telah membuat aku sadar akan semua ini,sembari beristirahat dan menunggu waktu sholat magrib tiba.
Pada hakikatnya  setiap insan pasti mendambakan dicintai dan mencintai, tapi benarkah cara kamu mencintai dan dicintai akan selalu benar caranya? Hal ini lah yang perlu kamu pahami baik-baik, bukan berarti karna cinta kamu bebas melakukan apapun dengan orang yang kamu cintai dan kamu lupa dengan Sang Maha Pecinta.
Karna keasyikan dengan cinta buta, kamu selalu membutakan diri dengan kehadiran Allah dalam nadimu. Kamu terlalu terbuai, terpesona dengan cinta syetan hingga enggan menerima cinta Allah. Padahal Allah akan selalu memberimu cinta tanpa kamu minta, sedangkan kamu masih suka dengan cinta syetan daripada cinta yang Allah berikan padamu dengan kehalalan.
Ternyata islam sangat mengetahui kelemahan manusia terhadap cinta, maka tentu islam memberikan solusinya melalui Pernikahan.Dalam pernikahan inilah cintamu akan dibalut keindahan, keindahan karna saling mencintai dan dicintai menjadikan sebuah nilai ibadah, bukan dengan melegalkan maksiat ditengah-tengah publik.
Puncak keberagaman setiap insan menurut Imam Al Ghazali adalah al Mahabbah. Ingatlah kisah perjuangan Siti Khadijah ra yang mendapatkan kemuliaan karna berkorban membantu perjuangan suaminya yakni Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Inilah cinta sejati.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberimu fitrah cinta, maka pergunakanlah fitrah yang Allah berikan padamu dengan sebaik-baiknya. Jangan khianati Dia karna cinta syetan yang kamu tanamkan. Jadikanlah cinta itu sebagai amanah, yang selamanya cinta diorientasikan untuk ibadah dalam naungan cinta-Nya.Kumpulan kata penuh makna.(Deary :hal,201).Itu adalah sebuah kumpulan kata yang begitu berarti untuk diriku dan tak akan pernah aku lupa,kata-kata yang ku dapat dari beberapa sumber buku dengan pengiasanku dan jelas ditambah dengan kata-kata dari kak Lisna.Sekali lagi TERIMAKASI,ALHAMDULILLAH YA ALLAH atas semua nikmat yang kau beri,terus bimbing aku untuk memperoleh ridhoMu.”
Dari sini aku mengakhiri perjalanku,bukan berarti aku berhenti menguak ilmu Allah tapi aku berhenti untuk tidak bersyukur atas nikmat Allah dan terus mengarungi sungai cinta di dunia ini dengan perau doa kepada Allah.Aku pun menutup buku deary kecilku dan bergegas mengambil air wudlu untuk melaksanakan sholat Magrib karena azan telah selesai berkumandang.
Dcdcdc

Jumat, 20 September 2013

Kisah Nyata Mengharukan Ketulusan Cinta Seorang Istri Kepada Suami

Cerita ini adalah kisah nyata… dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.


Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua.


***


Cinta itu butuh kesabaran…


Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???


Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..


Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..


Pernikahan kami sederhana namun meriah…..


Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.


Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula.


Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.


Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..


Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….


Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.


Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.


***


Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.


Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.


Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku…


Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.


Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…


Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka…


Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.


Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.


Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.


Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.


Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.


Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.


Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …


“Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.


Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.


Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.


Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada
kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”


Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.


Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.


***


Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.


Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.


Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”


Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”


Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?”


“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.


“Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.


”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.


”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.


Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.


Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena suamiku sangat sayang padaku.


Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami.


Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.


Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.


Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.


Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.


Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.


Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.


***


Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.


Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.


Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..


Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.


Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu..


Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..


Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.


Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…


Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.


Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.


Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.


Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.


Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.


Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.


Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..


Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..


Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.


Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.


***


Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.


Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?


Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.


Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.


Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.


Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.


Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.


***


Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.


Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.


Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku.


Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.


“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.


“Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.


“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.


Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.


Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”


Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.


Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.


Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..


***


Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..


Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.


Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.


Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.


Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.


“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam.


”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..


Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.


Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?


“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.


Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.


“Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.


Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu.


Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“


MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..


Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau
kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.


“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.


Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.


”Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.”


Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.


Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”


Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”


Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”


Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.”


”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.


Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..


Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?


Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“


Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.


Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.


Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”


Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo.


Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“


“Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.


Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.


Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu.


***


Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.


Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku
save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.”


Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.


“Apakah kamu sudah siap?”


Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :


“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.


Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”


Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar…


“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.


Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.


Dia tersenyum sambil berkata, ”Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”.


Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”.


Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.


Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.


Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.


***


Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.


Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.


Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.


Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.


Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?


Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.


Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.


Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.


“Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”


Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini..


Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”


Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.


Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”


”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.


Lalu suamiku berkata, ”Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda”


Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.


Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu.“


Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.


Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.


***


Keesokan harinya…


Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.


Aku pun dilarikan ke rumah sakit..


Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..


Aku merasakan tanganku basah..


Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.


Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”


Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?


Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”


“Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”


Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.


Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.


Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..


Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..


Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.


Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.


Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya.”


***


Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.


=====================================================


Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?


Aku dihina oleh mereka ayah.


Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?


Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..


Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?


Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..


Aku diusir dari rumah sakit.


Aku tak boleh merawat suamiku.


Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku.


Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.


Aku sangat marah..


Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan
ibunya..


Aku tak mau sakit hati lagi.


Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..


Engkau Maha Adil..


Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah..


Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku..


Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..


Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..


Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..


Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..


Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.


Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.


Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.


Aku harus sadar diri.


Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.


Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?


Ayah.. aku masih tak rela.


Tapi aku harus ikhlas menerimanya.


Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.


Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.


Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.


Sebelum ajal ini menjemputku.


Ayah.. aku kangen ayah..