Rabu, 24 Juli 2013

HUKUM MEMAKAI SEPATU BERHAK TINGGI (HIGH HEELS, WEDGES)

Menggunakan sepatu bertumit tinggi atau berhak tinggi (high heels) tampaknya sudah menjadi tren dan suatu keumuman yang terjadi di kalangan para wanita, bahkan wanita muslimah sekalipun. Tidak hanya para model di catwalk atau para bintang film yang tengah beraksi di red carpet saja, tapi di kantor, di jalan-jalan, di pusat perbelanjaan, di sekolah, bahkan di tempat kajian pun banyak wanita muslimah yang menggunakan sepatu atau sandal tinggi ini. Ada yang memakai model high heels (sepatu atau sandal yang bagian tumitnya saja yang tinggi), ada pula yang menggunakan wedges yaitu sepatu atau sandal yang bersol tebal, jadi tingginya merata di bagian bawah sepatu.
Lalu, sebenarnya, bagaimana hukumnya dalam Islam memakai sepatu berhak tinggi ini? 
Maka dalam masalah ini, para ulama’ seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahumullah berpendapat bahwa menggunakan sepatu berhak tinggi tidak boleh karena wanita yang menggunakannya beresiko untuk terjatuh dan membahayakan diri saat berjalan dengannya. Sedangkan agama kita memerintahkan untuk menjauhi bahaya.
Dalil :
وَلاَ تُلْقُوْا بِأَيْدِيْكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (Al-Baqarah: 195)
Serta firman Allah Ta’ala,
وَلاَ تَقْتُلُوْا أَنْفُسَكُمْ
Dan janganlah kamu membunuh dirimu.” (An-Nisa`: 29)
Menggunakan sepatu berhak tinggi pun memiliki resiko terhadap kesehatan. Seperti terjadinya pembengkakan pembuluh darah di kaki, degenerasi persendian kaki, rusaknya tendon achilles, perubahan postur tulang belakang, dsb. Maka sesuatu yang sifatnya mencelakakan diri atau membahayakan diri sendiri itu hukumnya haram.
Dan selain itu, menggunakan sepatu berhak tinggi itu umumnya membuat cara berjalan wanita menjadi berbeda, yaitu lebih berlenggak-lenggok atau menjadikan betis yang indah jadi terlihat dan menjadikan wanita nampak lebih tinggi. Maka ini termasuk dalam kategori tabarruj, sekaligus memiliki unsur penipuan. Padahal, para wanita muslimah dilarang menampakkan perhiasannya kecuali pada mahram atau orang-orang yang berhak untuk melihat keindahan dirinya.
Dalil :
وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ
“Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam.” (An-Nur: 31)
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim]
Kebiasaan menggunakan sepatu berhak tinggi ini adalah salah satu kebiasaan wanita Yahudi dan Nasrani. Wanita-wanita mereka menggunakan sepatu berhak tinggi ini untuk berhias dan menampakkan kecantikan mereka untuk memikat pandangan laki-laki. Maka sudah selayaknya seorang wanita muslimah menjaga dirinya dari hal-hal yang meniru (tasyabbuh) orang-orang kafir dan jahiliyah.
Dalil :
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ
“…dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (Al-Ahzab : 33)
Maka kesimpulannya adalah, menggunakan sepatu berhak tinggi baik itu model high heels maupun wedges itu tidak diperbolehkan oleh syariat. Karena bahkan meski sepatu wedges itu resiko terjatuh atau terpelesetnya lebih kecil daripada sepatu high heels, dan bagi sebagian orang menilai dari sisi kesehatannya lebih baik dibandingkan sepatu high heels, namun tetap termasuk dalam kategori tabarruj dalam memakainya.
Sumber :
  • Al-Jami’ li Fatawa Al-Mar’ah Muslimah
  • Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah

Kamis, 18 Juli 2013

Ada Simbol Yahudi Di Sajadah Islam ???



Berikut uraian beberapa istilah tentang simbol-simbol yahudi yang bisa menyesatkan orang sehingga bisa menjadi pengikut dajjal.

1) Freemason

- Freemason dan Illuminati adalah cabang-cabang pertubuhan Dajal Laknatullah.Tiada bezanya di antara dua pertubuhan ini, keduanya menganut agama menyembah Iblis dan Syaitan, mengamalkan sihir dan memuja-muja mistik sesat (antaranya percaya kepada kuasa angka dan bentuk geometri). Namun freemason telah tampil seolah-olah sebuah pertubuhan yang halal dan memperjuangkan kebajikan.Kini ahli mereka berada diseluruh dunia termasuk Malaysia yang rata-ratanya dianggotai oleh golongan elit.

2) Lantai Hitam & Putih/Checkered Floor
- Lantai yang digunakan dalam ritual freemasonry (berpetak hitam-putih)


3) Bulan dan Bintang

- Biasa terdapat dalam logo dan simbol yang digunakan oleh freemasonry,dan turut digunakan didalam ritual penyembahan syaitan.Bulan dan bintang turut digunakan sebagai simbolik keIslaman di kebanyakan negara termasuk Malaysia (walaupun ianya bukan logo Islam)

4) All seeing eye

- Simbolik/propoganda "The Hidden Hand/Dajjal" seperti yang tercetak dibelakang wang dollar U.S.

Perhatikan sajadah berikut yang sudah banyak digunakan ditiap masjid:


Banyak Simbol Yahudi


Entah sengaja atau memang tidak tahu, ada gambar yang menampakkan pesan seks pada gambar Sajadah, karpet alas untuk sholat di masjid-masjid. Sajadah sejenis ini sudah tersebar ke masjid-masjid, namun sayang masyarakat/ jama’ah masjid tidak menyadari bahwa karpet/sajadah yang mereka pakai tiap hari bergambar porno.

Mungkin sepintas itu tidak terlihat jelas dan pastinya tidak menyadari bahwa sebenarnya gambar yang kita tahu adalah sebuah pintu ternyata kalau kita perhatikan dengan teliti akan menyerupai (maaf) seperti organ vital laki-laki. Coba perhatikan kembali gambar sajadah atau karpet masjid ! ini seperti sudah di desain sedemikian rapi oleh si pembuat di pabrik pembuat sajadah atau karpet masjid.



Rabu, 10 Juli 2013

Hakikat Gelar Sayyid



Kemudian, gelar ‘sayyid’ tidak hanya dikhususkan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kata sayyid bisa diberikan kepada para tokoh agama, diantaranya adalah para sahabat. Karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebut beberapa sahabatnya dengan ‘sayyid’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Hasan bin Ali bin Abi Thalib:
إِنَّ ابنِي هَذَا سَيِّدٌ
Sesungguhnya anakku ini adalah seorang sayyid (pemimpin).” (HR. Bukhari 2704)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda kepada orang Anshar, untuk menghormati pemimpinnya, Sa’d bin Muadz radhiyallahu ‘anhu, ketika Sa’d datang, beliau menyuruh orang Anshar:
قُومُوا إِلَى سَيِّدِكُم
Sambutlah pemimpin (sayyid) kalian.” (HR. Bukhari 3073 & Muslim 1768)
Kemudian, para sahabat juga menyebut sahabat lainnya dengan sayyid. Umar bin Khatab pernah mengatakan tentang Abu Bakr dan Bilal:
أَبُو بَكرٍ سَيِّدُنَا وَأَعتَقَ سَيِّدَنَا : يعني بلال بن رباح
Abu Bakr sayyiduna, dan telah memerdekakan sayyidana, maksud beliau adalah Bilal bin Rabah.” (HR. Bukhari 3754)
jika demikian, sangat layak bagi kita untuk menyebut manusia yang paling mulia dengan ‘sayyiduna’.
Hadis Abdullah bin Syikkhir
Sahabat Abdullah bin Syikkhir mengatakan,
انطَلَقتُ فِي وَفدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقُلنَا : أَنتَ سَيِّدُنَا . فَقَالَ : السَّيِّدُ اللَّهُ . قُلنَا : وَأَفضَلُنَا فَضلًا ، وَأَعظَمُنَا طَوْلًا ( أَي شَرَفًا وَغِنًى ) . فَقَالَ : قُولُوا بِقَولِكُم أَو بَعضِ قَولِكُم ، وَلَا يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيطَانُ
Saya pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Bani Amir. Kami sanjung beliau dengan mengatakan: “Anda adalah sayyiduna (pemimpin kami).” Spontan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Assayidu Allah (Sang Pemimpin adalah Allah).” Lalu aku sampaikan: “Anda adalah yang paling mulia dan paling utama di antara kami.” Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan: “Sampaikan perkataan kalian, dan jangan sampai setan membuat kalian menyimpang.” (HR. Abu Daud, 4806 dan dishahihkan Al-Albani)
Hadis ini tidaklah menunjukkan larangan menggunakan gelar ‘sayyidina’ untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena konteks ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sahabat Abdullah bin Syikkhir adalah kekhawatiran beliau ketika pujian Abdullah bisa berlebihan, sehingga mengangkat beliau sebagaimana layaknya Allah. Karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan kata ‘sayyid’ untuk Allah. Dalam rangka mengingatkan mereka bahwa ‘as-sayid’ (pemimpin) mutlak hanyalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, janganlah kalian berlebihan dalam memujiku, sehingga kalian mengkultuskanku sebagai layaknya Tuhan.
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melarang mereka untuk menyebut beliau dengan sayyid. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan mereka untuk mengucapkan hal itu, sebagaimana yang beliau sabdakan: ‘Sampaikan perkataan kalian’ namun beliau melarang agar jangan sampai setan menyimpangkan mereka, sahingga mereka melebihkan gelar ‘pemimpin’ yang sifatnya khusus menjadi gelar ‘pemimpin’ yang berlaku mutlak. Karena kata ‘sayyiduna’ [pemimpin kami] adalah gelar kepemimpinan khusus yang dikaitkan dengan kata lainnya. Sementara ‘as-sayyid’ [Sang Pemimpin] adalah gelaran yang mutlak (dan itu hanya milik Allah).” (Al-Qoulul Mufid, 2/258).
Dalam Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah disebutkan:
Kaum muslimin sepakat bolehnya memberikan gelar ‘pemimpin’ untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menjadikannya sebagai tanda untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
As-Syarqowi mengatakan:
فلفظ ( سيّدنا ) علم عليه صلى الله عليه وسلم
Lafadz ‘sayyiduna’ adalah tanda untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 11:346)
Kedua,
Kita memiliki satu prinsip, bahwa semua ibadah itu dibangun berdasarkan dalil dan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ini merupakan konsekuensi dari syahadat kita Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Terlebih ibadah shalat. Ucapan dan gerakan shalat, harus sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang beliau ajarkan kepada umat, itulah tata cara yang terbaik, cara yang paling sempurna.
Oleh karena itu, shalawat yang terbaik adalah shalawat yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disamping itu, tidak dijumpai adanya dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maupun sahabat, bahkan sampai tabi’in sekalipun yang menambahkan lafadz “sayyiduna” sebelum kata ‘Muhammad’ ketika membaca shalawat.
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani pernah ditanya tentang lafadz shalawat yang benar, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Apakah disyaratkan harus menggelari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ‘sayyidina’, misal dengan mengucapkan: ‘shalli ‘ala sayyidina Muhammad’ atau ‘shalli ‘ala sayyidi waladi adam’ ataukah cukup mengucapkan: “Allahumma shalli ‘alaa Muhammad”?
Mana yang lebih afdhal, menambahkan lafadz ‘sayyid’ karena kata ini termasuk sifat yang melekat pada diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Ataukah tanpa diberi tambahan karena tidak ada dalil dalam masalah ini?
Al-Hafidz Ibnu Hajar menjawab:
نعم اتِّباعُ الألفاظ المأثورة أرجح ، ولا يقال : لعلَّه ترك ذلك تواضعاً منه صلى الله عليه وسلم كما لم يكن يقول عند ذكره : صلى الله عليه وسلم ، وأمّتهُ مندوبة إلى أن تقول ذلك كلما ذُكر ؛ لأنَّا نقول : لو كان ذلك راجحاً لجاء عن الصحابة ، ثم عن التابعين ، ولم نقِفْ في شيءٍ من الآثار عن أحدٍ من الصحابة ولا التابعين أنه قال ذلك ، مع كثرة ما ورد عنهم من ذلك.
وهذا الإمامُ الشافعي أعلى الله درجته وهو من أكثر الناس تعظيماً للنبي صلى الله عليه وسلم ، قال في خطبة كتابه الذي هو عمدة أهل مذهبه : ” اللهم صلِّ على محمد ، إلى آخر ما أدَّاه إليه اجتهاده وهو قوله : ” كلما ذكره الذاكرون ، وكلما غفل عن ذكره الغافلون ” ، وكأنه استنبط ذلك من الحديث الصحيح الذي فيه ( سبحان الله عدد خلقه ) ،
وقد عقد القاضي عياض بابا في صفة الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم في كتاب “الشفاء” ، ونقل فيه آثارا مرفوعة عن جماعة من الصحابة والتابعين ، ليس في شيء منها عن أحد من الصحابة وغيرهم لفظ : ” سيدنا ” ، والغرض أن كل من ذكر المسألة من الفقهاء قاطبة ، لم يقع في كلام أحد منهم : ” سيدنا ” ، ولو كانت هذه الزيادة مندوبة ما خفيت عليهم كلهم حتى أغفلوها ، والخير كله في الاتباع ، والله أعلم
Benar, mengikuti lafadz shalawat yang ma’tsur (sesuai dalil) itu lebih didahulukan. Kita tidak boleh mengatakan: Bisa jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengajarkan demikian karena ketawadhuan beliau, sebagaimana beliau tidak membaca shalawat ketika nama beliau disebut, sementara umatnya dianjurkan membaca shalawat ketika nama beliau disebut. Kami beralasan, andaikan memberikan tambahan ‘sayyidina’ itu dianjurkan, tentu akan dipraktekkan para sahabat, kemdian tabi’in. Namun belum pernah aku jumpai adanya riwayat dari sahabat maupun tabiin yang mengucapkan kalimat itu. Padahal sangat banyak lafadz shalawat dari mereka.
Lihatlah Imam As-Syafi’i –semoga Allah meninggikan derajatnya– beliau termasuk orang yang paling banyak mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun beliau sampaikan dalam pengantar buku beliau, yang merupakan acuan pengikut madzhabnya:
اللهم صلِّ على محمد ، إلى آخر ما أدَّاه إليه اجتهاده وهو قوله : ” كلما ذكره الذاكرون ، وكلما غفل عن ذكره الغافلون
Allahumma shalli ‘ala muhammad, sampai pada ujung usaha perjuangan yang telah beliau tunaikan, yaitu ucapan beliau: ‘ketika orang mengingatnya atau ketika orang lalai melupakannya.’
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkomentar:
Seolah Imam Syafi’i dengan pengantar tersebut mengambil kesimpulan dari hadis shahih, yang terdapat lafadz; [subhaanallah ‘adada khalqih: Maha Suci Allah, sebanyak jumlah bilangan makhluk-Nya].
Al-Qodhi ‘Iyadh – ulama besar Madzhab Syafi’i –membuat satu bab khusus tentang cara bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kitab beliau ‘As-Syifa’. Beliau menukil beberapa hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari para sahabat dan tabiin. Dan tidak ada satupun riwayat dari seorang-pun sahabat, maupun yang lainnya yang menyebutkan lafadz: ‘sayyidina’. Andaikan tambahan ini dianjurkan, tentu tidak mungkin tidak diketahui oleh mereka semua, sehingga mereka melupakannya. Dan semua kebaikan ada pada sikap mengikuti.” Allahu a’lam
Keterangan beliau di atas dibawakan oleh As-Sakhawi dalam ‘al-Qoul al-Badi’dan Muhammad Al-Gharabili (w. 835 H.) dan itu menjadi prinsip Ibnu Hajar, sebagaimana disebutkan dalam salah satu manuskrip tulisan Al-Hafidz yang ditemukan As-Syekh Al-Albani. Bisa disimak buku Sifat Shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (Hal. 172).
Disadur dari Fatwa islam: no. 84853
Di antara shalawat yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah riwayat dari Ibnu Abi Laila, bahwa beliau bertemu Ka’ab bin Ujrah (shahabat), kemudian Ka’ab mengatakan, “Maukah kamu, aku beri hadiah? Sesungguhnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, kemudian kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, … Bagaimanakah bacaan salawat kepadamu?’ Beliau bersabda, ‘Ucapkanlah, ‘Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad…‘.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Andaikan tambahan kata “sayyidina” itu disyariatkan, sebagai bentuk rasa hormat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu Ka’ab bin ‘Ujrah, seorang sahabat yang mulia, akan mengajarkannya kepada muridnya, karena merekalah orang yang paling hormat dan paling tahu cara mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah kita memahami bahwa bacaan shalawat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memuat tambahan “sayyidina” maka bacaan salawat ketika shalat tidak boleh ditambahi “sayyidina”. Semua bacaan dalam shalat harus tepat sesuai dengan bacaan yang disebutkan dalam dalil. Bahkan, sebagian ulama menyatakan bahwa menambahkan lafal “sayyidina” dalam bacaan salawat ketika shalat bisa membatalkan shalat.

Minggu, 07 Juli 2013

Untuk Ikhwan & Akhwat



MANIS DIDENGAR,PAHIT DI RASA
♥بِسْــــــــــــــــمِ اِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم♥
Harapan yang diberikan kadang memang lebih besar daripada apa yang mampu dijalani, apalagi bila kekasih hati pujaan jiwa yang memberikan. Atas nama cinta, seribu tahun pun mau menanti asal bisa dimiliki sang kekasih.
Tapi apakah memang benar dia pantas untuk kau nantikan ukhti..
Apakah iya yang di beri harapan atau janji manis itu hanya kau seorang? Bagaiman jika ternyata ada puluhan wanita yang terjerat ucapan janji indah dan mempunyai harapan yang sama seperti dirimu,menanti dirinya yang mempunyai perkataan manis namun belum tentu manis dalam kenyataannya.
Pernahkah ukhti mendapat sebuah SmS dengan nada mesra dan memberikan janji
“ mas ingin selalu bersama adek,mas gak mau kehilangan adek”
Percayakah ukhti dengan itu? Bagaimana jika nanti dia yang dengan tiba-tiba menginggalkan ukhti dan memberikan sebuah SmS yang sama ke ukhti-ukhti lainnya.
Hai akhi,tau kah engkau bahwa perasaan wanita itu begitu halus,sedikit saja tergoreskan pasti akan terasa begitu sakit.Wanita diciptakan dari tulang rusukmu bukan dari tulang ubun-ubun maka dari itu engkau wajib menjaga dan menyayanginya dengan tulus bukan dengan cara coba-coba mengumbar janji yang manis saat di dengar tapi pahit jika dibuktikan.
 
“setiap janji itu akan diminta pertanggungjawaban.” (QS al-Israa’ [17]: 34)
Akhi, bukan kami tak mau dengar tiap kata yang merasuk dalam qalbu kami, kami hanya tak sanggup untuk mendengar tiap kali kau unggkapkan kata pemanis hati.
Tapi, tahu kah kau? kami bukanlah wanita yang hanya ingin diperdengarkan kata manis, bukan pula yang diberikan rasa pesakitan yang kau buaikan dalam janji-janjimu. Maka akhi, simpan janjimu.
Akhi,kami memang bukanlah wanita bak aisyah yang pantas diberi sekuntum mawar dengan segala keharumannya. Kami pun tak pantas bila kau puja puji agar hati kami bagaikan air yang tak pernah tenang.
Tapi, kami sadari janjimu adalah keriangan bagi kami,
pelangi hati kami, yang membuat kami yakin bahwa kau akan menggenggam dunia untukkami.
Namun kadang kami pedih, saat tanpa kau sadari bahwa janji-janjimu itu seakan hanya ingin membuai untuk mengajak kami pada kepalsuan syetan.

Tapi, tak kamipungkiri bila kami bahagia saat kau ungkapkan janjimu yang menggores sebagian hatiku. Bahkan kami pun tak tahu sampai kapan janjimu akan terus kau hadirkan padakami sebelum akhirnya kau tunaikan. Kami hanya takut kau pergi sebelum tertunaikan.
Ketika memang terjadi kau pergi meninggalkan janji yang belum sempat kau tunaikan,bagi Sebagian wanita mungkin sudah terbiasa dengan janji-janji sehingga mereka sudah tidak peduli lagi dengan janji. Sedangkan sebagian wanita yang lain mungkin akan menangis bahkan tidak dapat melupakan janji yang terlalu manis yang terlanjur merekat di hati.

Tidak kah kau takut akan diminta pembuktian dari janji itu di kemudian hari? Sudahkah kau hitung berapa banyak janji yang sudah kau tebarkan,dan belum kau buktikan atau laksanakan.
Untukmu serta untuk ku kaum wanita “jangan mudah percaya dengan janji dalam hubungan yang biasa disebut ta’aruf,jangan lupa bahwa ta’aruf sering dijadikan ajang para ikhwan untuk menjerat mangsanya.Maka, perlunya segera disadari bahwa menjaga hati dari hal-hal berbau janji yang tidak pasti, kalau pun janji itu benar adanya maka janji itu tak akan terucap pada para muslimah namun akan terucap pada orangtua mereka.”
            Jangan terlalu bersedih.Biarkan mereka pergi membawa janji-janji nya. Tapi kita kudu yakin bahwa itu pilihan terbaik. Karena lebih baik kita berada dalam kasih sayang Allah daripada kita harus berada dalam kasih sayang manusia yang diharamkan.
“Katakanlah: Hai hamba – hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa–dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”. ( QS. Az Zumar).
            Ukhti? Percayalah Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya janji yang dia ucapkan tapi,di lihat dari seberapa konsistenkah dia dalam membuktikan janji-janji yang dia ucap sendiri.
Ikhwan sejati bukan dilihat dari bahunya yang kekar, Tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, Tetapi dari kelembutan mengatakan kebenaran
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, Tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerja, Tetapi bagaiman dia dihormati di dalam rumah
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, Tetapi dari hati yang ada di balik itu
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, Tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, Tetapi dari tabahnya dia menjalani lika liku kehidupan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya dia membaca Qur’an, Tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang dia baca.

            Terakhir untuk para Ukhti,coba renungi lirik lagu yang di bawakan oleh cermin di bawah ini “ Janganlah bersedih karna putus cinta,bersedihlah karna hati banyak dosa,berzikirlah pada yang maha kuasa agar di berikan ketenangan jiwa.Jangan kau berikan cintamu yang suci kepada manusia yang tak tau diri,berikanlah citamu pada kekasih yang kan mendampingi hidup sampai mati,Allah tlah pastikan pada kita semua semenjak kau ada didalam kandungan,riski,azal,jodoh tlah di tentukanNya kepada manusia hidup di dunia.Jangan lah bersedih dan sesali diri jodoh akan tiba suatu saat nanti,Usaha dan doa dan juga tawakal itulah misinya semua umat islam.”
                            Inna al-Nisa’a rayyahinu khuliqna lakum wa kullukum yashtahi syamma al-rayyahin
Wanita adalah ibarat bunga surga nan harum semerbak yang dicipkan untukmu dan setiap kamu pasti senang mencium bunga surga tersebut.



Kamis, 04 Juli 2013

wahai muslimah, kejarlah cintamu!



بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Wahai Muslimah, Kejarlah Surgamu Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Wahai muslimah, amalan dalam Islam sangatlah banyak. berusaha mengerjakan sebanyak-banyaknya amalan adalah usaha yang baik. tapi kondisi iman, terkadang naik terkadang juga turun. ketika iman naik maka bawaannya rajin terus semua amalan wajib dan sunnah dikerjakan. ketika turun, mengerjakan yang wajib saja malas.
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Terlepas dari semua amalan itu, bagi seorang muslimah, hamba yang ditakdirkan untuk menjadi wanita muslimah. Allah juga menakdirkan untuk memperingkas jalan seorang muslimah untuk sampai surga. apa cara yang Allah tawarkan ? simaklah hadist berikut :

أَيّمَا اِمْرَأَة مَاتَتْ وَزَوْجهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتْ الْجَنَّة

Artinya : "Setiap wanita yang meninggal dalam keadaan suamianya ridho terhadapnya maka dia masuk surga." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, At-Tirmidzi berkata hadits hasan gharib)

Iya begitu. wanita siapa saja yang meninggal, dan suaminya ridho akan akhlaq dan tingkah lakunya selama hidup bersama maka dia dijamin masuk surga. maka dari itu, bagi muslimah yang sudah memiliki suami, berbaktilah kepada suami dengan sebaik-baiknya. layanilah dia karena jika kamu tidak memenuhi hak-haknya, berarti kamu belum dianggap memenuhi hak Allah. jagalah sikap dan akhlaqmu, karena dia adalah surgamu.

Dan bagi muslimah yang belum memiliki suami, carilah suami yang dapat membimbingmu dan ridho terhadapmu ketika kamu berbakti kepadanya. jangan hanya diam berpangku tangan, karena disitu masa depanmu yang paling utama. maka kejarlah surgamu !

SI PAHIT YANG MENYEGARKAN



Pagi begitu indah,angina yang semilir menghempas wajah mengiringi sang surya dalam menyinari hari.Saat sang surya mulai menampakan cahayanya berjuta suara mulai terdengar begitu juga dengan suara nenek,dengan lantangnya beliau memanggilku
“Listy bangun sudah pagi.(Dorr,dorr)” Terdengar suara ketukan pintu yang begitu mengganggu tidur dan akhirnya membangunkanku dari mimpi indah bertemu sang pujaan hati.Berjalan sempoyongan membuka pintu menyiapkan telinga yang pasti dapat jatah omelan dari sang nenek.
“Di pangil dari tadi tidak bangun-bangun,cepat mandi terus bersihkan halaman sebelum pergi sekolah.”
“Hem,,,untung telinga ini sudah kebal.ha,ha” aku pergi menuju kamar mandi dengan santainya karna sudah terbiasa dengan omelan nenek.
Badan terasa ringan dan segar setelah mandi,langkah kaki menapaki lantai dengan begitu pelan hingga seperti kucing yang sedang mengincar mangsa karma takut ketahuan oleh sang nenek yang pasti bakal mengomel lagi ketika mengetahui diriku memakai handuknya.Terniang omelannya “Listy kenapa pakai handuk nenek pasti lupa membawa handuk lagi,mau makai gak mau nyuci dan bla-bla-bla”sangat jelas omelan seperti itu dalam otakku karna hamper tiap hari suara itu di putar begitu aku selesai mandi (ya,emang akunya yang bandel).Nenek memang orang yang begitu cerewet namun juga sangat perhatian kepadaku.
BBBBBBBB
Berisik,dan penuh dengan canda begitulah suasana didalam ruang kelasku.Ya,ruang kelas AK2 di SMK Muhammadiyah Wonosari,memang terkenal sebagai kelas paling heboh dan susah diatur.Entah karna pemimpinnya atau factor lain,namun jika karma pemimpinnya akulah yang terkena teguran terlebih dulu dari para guru karena memang aku pemimpin mereka.(He,he,he)
Saat sedang asik bercanda di dalam kelas,tiba-tiba pintu terbuka Krek,….Krek,..cit…begitu suara khas pitu kelasku derdengar ketika terbuka,(Faktor gaya gesek juga antara pintu dengan lantai) dengan cekatan seluruh penghuni kelas meloncat menuju peraduan masing-masing (meja masing-masing maksudnya) .
“Assalamuallaikum anak-anak”
“Waallaikumslam pak”
Suasana mendadak tenang,hanya terlihat teman-teman yang sedang lirik sana-lirik sini karena takut kena oprasi sekolah(maklum yang datang guru BK).
“Ada oprasi ya pak??”
“Tidak anak-anak,bapak cuman memberi sedikit informasi bahwa ada perlombaan KIR,bagi yang berminat silahkan membuat karya dan proposalnya segera dikumpulkan ke bapak ya”
“Iya bapak”
“Ya sudah bapak pamit ke kelas lain dulu jangan berisik.Assalamuallaikum”
“waallaikumsalam”
BBBBBBBB
Dentang lonceng berbunyi,lankah kaki teman-teman mewarnai lantai sekolah hingga menimbulkan suara dan warna lantai lebih kusam lagi. Aku tidak begitu saja pulang kerumah,melainkan singga terlebih dahulu di perpustakaan untuk mencari ide dan referensi proposal karya ilmiah remaja.
Lama berfikir tentang tema apa yang akan aku pilih,akupun menetapkan akan  membuat karya di bidang kewirausahaan.Pembuatan proposal pun tertunda karena tidak ada satu idepun yang tersangkut di fikiranku.Setiap hendak membuat judul ini ternyata sudah pernah ada dan ternyata sudah popular pula.
Waktu menunjukan pukul 14.00.
“Wah,aku harus segera pulang,pasti nenek sudah menunggu aku untuk menemaninya pergi kekebun,jangan sampai telat ni bisa-bisa kena omelan lagi.”
Segara ku hentakan kaki menempuh perjalanan pulang melewati jalan berkilo-kilo meter.
BBBBBBBB
Sang surya bukan sedang marah,namun siang ini sang surya begitu terasa  membakar kulit saat diri ini melangkahkan kaki menuju kebun.Terlihat genangan air bekas hujan tadi malam mulai menyurut,ada genangan air yang bercampur tetesan-tetesan oli sepeda sehingga nampak seperti pelangi,ini terjadi pasti karena sifat Difraksi cahaya yang jatuh pada celah sempit, bila cahaya yang dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih\banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi,sungguh indah seperti melihat pelangi asli.
Sorot mata kini tertuju pada puluhan buah yang jatuh bertebaran di tanah.Aku sempatkan mengambil buah merah ini buah yang kata masyarakat biang kolestrol,namun harganya begitu mahal jika sudah di olah menjadi emping.Ya,buah melinjo,memang sangat banyak di sini namun jarang sekali masyarakat yang memanfaatkannya,paling banyak ya hanya di olah menjadi emping melinjo. 5 buah melinjo ini sekarang telah beralih di saku celanaku ,entah akan aku apakan nanti biji ini.
BBBBBBBB
Ketika sang surya hendak kembali di peraduannya,diri ini teringat 5 buah melinjo yang tadi aku dapatkan di kebun.
“Em,melinjo! Di olah menjadi apa ya? Selama ini yang ada hanya emping olahan berbahan dasar biji melinjo,bisa di olah menjadi makanan lain gak ya?Tapi kata orang ini biang kolestrol.em,binggung.”
Karna tidak tahan pada rasa penasaran ini,akhirnya 5 buah melinjo ini terlucuti kulitnya hingga kini terlihat jelas biji putih yang biasa di buat emping.Jemari ini tak henti-hentinya membolak-balikan biji melinjo sambil mencari inspirasi karya yang bisa meningkatkan nilai ekonomis buah merah berbiji putih berpredikat biang kolestrol ini.
Bosan tak kunjung menemukan inspirasi,biji-biji ini pun aku tumbuk lalu aku lempar begitu saja ke dalam air lalu aku tinggal masuk kedalam rumah.
“Listy tolong ambilkan kayu bakar,di dekat kandang”
Suara nenek derdengar begitu lantang,dengan cekatan akupun keluar rumah untuk mengambilkan kayu bakar itu agar tidak mendapat omelannya lagi.Merasa tertarik pada perubahan air yang tadi telah bercampur biji melinjo,aku pun keluar rumah lagi setelah menyerahkan kayu bakar pada nenek.
“air berubah menjadi putih susu.apa bisa ya melinjo di jadikan susu?Em,kalau kacang hijau,jagung bahkan klungsu aja bisa pasti melinjo juga.Ya aku harus mencari tau kandungan dan info lebih banyak tentang melinjo”
Bergegas menuju kamar mengambil laptop untuk menjelajahi dunia maya mencari tau jati diri sang biji melinjo.Setelah 3 jam lamanya menelusuri dunia maya akhirnya kutemui jug aide yang tepat untuk karyaku membuat susu berbahan dasar biji melinjo.Aku yakin pasti karya ini akan lolos karna aku mengantongi berbagai infor masi mengenai jati diri sang biji melinjo.
Dengan penuh keyakinan aku mulai menulis proposal KIR yang besok akan aku kumpulkan.   
BBBBBBBB
Tiga bulan lamanya aku menunggu hasil dari karya ku susu melinjo.Akhirnya pihak sekolah menginformasikan sebuah kabar gembira kalau karyaku lolos dalam lomba KIR ketingkat Provinsi DIY kategori kewirausahaan,dan akan mengikuti pameran karya di gedung kotak taman pintar Yogyakarta,sungguh sebuah kebanggaan yang sangaat tidak terduga olehku.
Persiapan pun aku lakukan di Bantu oleh bapak guru pembimbing,mulai menggandakan proposal,membuat brosur,data presentasi,dan bahan-bahan membuat susu melinjo.
Hari itupun tiba sungguh luar biasa begitu banyak karya baru ciptaan pelajar jogja tersaji di sini bersama dengan karya sederhana miliku.Masing-masing dari kami mulai menghias stan pameran masing-masing saat nomer stan dibagikan.
Aku mulai menghias meja kecil jatah untuk memajang prodak,setelah selesai prodak susu melinjo ku tata di atas meja,tak lupa komposisi bahan-bahan dan buku kunjungan aku letakan di atas meja.Aku duduk berharap ada pengunjung yang berkenan mampir,namum perasaan takut juga menghinggapi diri ini kalau-kalau prodak ku tidak cocok pada lidah mereka dan pertanyaan-pertanyaan mereka tidak bisa aku jawab.
Lamunanku terpecahkan seketika saat seorang pengunjung tiba-tiba menghampiri stan miliku dan bertanya.
  Apa ini mbak?”
“Owh,ini susu melinjo pak”
“Ha? Susu melinjo? Apa enak mbak? Kok melinjo di jadikan susu kan melinjo menyebabkan kolesterol tinggi,memang apa khasiat susu melinjo ini?”
“Iya pak ini susu dengan bahan dasar biji melinjo,untuk kolestrol itu terjadi karna salah pengolahan pada biji melinjo itu sendiri,seperti minyak yang di pakai secara berulang-ulang waktu menggoreng emping,dan juga jumlah mengkonsumsi yang berlebihan.Khasiatnya banyak sekali bapak seperti :1. Biji melinjo mengandung anti oksidan yang dapat menetralkan radikal bebas penyebab berbagai macam penyakit.2. dapat mengurangi peluang munculnya penyakit degeneratif dan memperlambat penuaan. 3. Setara dengan vitamin C.4. biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.kandungan dalam 100 Gram biji melinjo juga sangat luar biasa bapak contohnya
Kalori 47
dari Lemak 0.90

% Nilai harian*
Total Lemak 0.10 g
0.2 %
  Lemak Jenuh 0.000 g
0.0 %
Kolesterol 0 mg
0.0 %
Sodium 0 mg
0.0 %
Total Karbohidrat 11.80 g
3.9 %
  Diet Serat 2.4 g
9.6 %
Protein 0.90 g
1.8 %

  Vitamin C
88.3 %
  Vitamin B1 Thiamin
6.0 %
  Vitamin B2 Riboflavin
2.4 %
  Vitamin B3 Niasin
1.5 %
  Vitamin B5 Asam Pantotenat acid
2.5 %
  Vitamin B6
3.0 %
  Kalsium
4.0 %
  Besi
0.6 %
  Kalium
5.2 %
  Fosfor
1.4 %
  Magnesium
2.5 %
  Seng
0.7 %
  Tembaga
2.5 %
  Mangan
1.5 %
  C Sistein
1.9 %
  F Fenilalanin
3.5 %
  I Isoleusin
1.8 %
  K Lisin
2.2 %
  L Leusin
0.8 %
  M Metionin
3.8 %
  T Treonin
1.4 %
  Tirosin
1.8 %
  V Valin
2.2 %
  W Triptofan
3.2 %
             Begini bapak,di Negara Jepang sendiri biji melinjo telah diolah sebagai obat awet muda (anti-aging) dan elah mengolah biji melinjo menjadi teh dan tepung.Jadi bapak tidak perlu takut asal di berlebihan.Silahkan pak di coba,gratis pak”
Bapak pengunjung itupun mencoba susu melinjo karyaku.
“Bagaimana pak rasanya,minta tolong juga ya pak untuk mengisi buku pengunjung”Selidiku penuh tanda Tanya,khawatir jikalau karyaku tidak layak dikonsumsi masyarakat.
“Enak mbak,kok rasa melinjonya tidak terasa ya,memang bagaimana cara pembuatannya?”
“Terimakasih bapak,cara pembuatannya cukup mudah bapak.Bapak tinggal menyiapka biji melinjo,pandan wangi,vanili,gula,garam dan air,setelah itu bersihkan melinjo dari kulitnya hingga tinggal biji putih tanpa kulit dari segala, kemudian cuci sampai benar-benar bersih,Rendam dalam air panas selama kira-kira 12 jam.Cuci bersih.,Kemudian Hancurkan dengan Blander , Saring campuran dengan kain saring, sehingga diperoleh larutan susu melinjo,Tuangkan larutan melinjo dalam panic,tambahkan air,aduk rata,Tambakan gula pasir, panili, pandan wangi, dan garam ke dalam larutan susu, lalu aduk sampai rata dan panaskan hingga mendidih.”
”Terimakasih mbak,boleh saya minta brosurnya?”
“Sama-sama bapak,boleh silahkan bapak”
“Menarik sekali mbak,sukses.saya foto juga ya mbak prodaknya?”
Bapak pengunjung tadipun mulai memotret prodak susu melinjo buatanku,bukan hanya sekali protret tapi berkali-kali dengan berbagai model.
“Terimakasi mbak,mari”
“Iya bapak sama-sama”
Setelah kepergian bapak tadi,stanku pun mulai ramai dikunjungi oleh pengunjung.Rasa senang dan bangga menggelayut dalam hati karena respon mereke yang sangat positif.Tidak hayal tester yang ku siapkan habis sebelum waktu pameran selesai.
BBBBBBBB




Dua hari sudah aku mengikuti ajang Sagasitas research exhibition,berjuta pengalaman dan temen baru aku dapat kan.Pengalaman yang sangat berarti dan tidak terlupakan.Sebuah ilmu dan pengalaman baru yang ku dapat dari sebuah biji berjulukan si kecil pahit biang kolestol,kini aku ingin mengubah julukan masyarat tetang biji melinjo ini.Si kecil bernilai ekonomis tinggi yang serbaguna.Terima ya Allah,Engkau telah memberiku inspirasi dari  butiran-butiran biji melinjo yang tercecer di jalan menuju kebun nenek.Biji melinjo yang membawaku di sebuah ajang perlombaan KIR tingkat provinsi.


 BBBBBBBB


Mudah mana,Berkonunikasi+Meminta Bantuan kepada ALLAH/makhluknya?

Menurut sobat IPMa mudah mana berkomukasi+meminta bantuan kepada Allah/kepada sesame makhluk ciptaan Allah? Jelas amat mudah berkomukasi+meminta bantuan kepada Allah.Sobat IPMa gak percaya?Renungkan ya? Pernahkah Sobat bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:
"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".
"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."
Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."
Atau, bisakah Sobat bayangkan bila pada saat berdoa, Sobat mendapat respons seperti ini:
"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,
Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka,
silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"
Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini.
Silakan mencoba kembali esok hari."
atau...
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."
Alhamdulillah. .... Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya setiap saat!!!
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.
Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: 24434
2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 28443483
2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir
Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"
Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut biaya.
Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun !!!
Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya Sabda Rasulullah S.A.W :
"Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut"
7 Kalimah ALLAH:
1. Mengucap "Bismillah" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap " Alhamdulillah" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap " Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. M engucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah..
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah " sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya...
Dari tafsir Hanafi,
mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat
... mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.
Subhanallah sungguh mudah dan  gak ribet kan sobat untuk berkomunikasi dengan Allah?