Kamis, 13 November 2014

Akan kah ini terulang kembali



Pusat hidupku limbung..
degup ini seolah jabarkan cinta yang liar
Ketika delik matamu beriringan menatapku..
Beradulah melodi antara kau dan aku
Sesaat…
Pangeranku,
Cinta apa yang hendak ku tawarkan padamu?
Kuntum mawar yang ku sembahkan tak sebanyak di halaman rumahmu.
Sekalipun mawar merah adalah yang kau sukai,
tetap saja kuntum ini memiliki nama yang sama walau hanya satu tangkai…

Cinta apa yang hendak ku banggakan padamu,
wahai
Pangeranku?
Ketika pedal ini aku kayuh hanya untuk menemuimu…
Lihatlah, kain ini tak luput dari tetes keringat segar,
sedang kau tinggal menancap gas saja
pergi meninggalkanku
tak ku ketahui arahmu kemudian,
sejenak, jejak harum tubuhmu mampu ku ikuti
sebelum tiupan angin menerbangkannya mengangkasa…

Ah, cinta apa yang bisa ku sematkan di hatimu, Pangeranku?
Ketika dengan hati riang aku membawa sebuah kalung bertuliskan namamu,
sedang kau memiliki kalung yang lebih indah tak terhitung lagi
bahkan rasanya cintaku ini tak semahal baju yang kau kenakan malam lalu

Hai Pangeranku,
Cinta ini hanya cinta di gerbang saja,
tak mampu aku melaluinya barang selangkah
Tak jua ku nekad mengetuk pintu hatimu yang semegah istana
dan aku tetap bahagia
menatapmu lama-lama dari jendela warung ini
Ketika kau berdiri menyapa mentari pagi
dengan senyuman indah di paviliun rumahmu

Wahai Pangeranku,
Apa jadinya jika kau tahu rasa ini begitu mencengkeram nalarku
Dan aku selalu terpaku,
ketika kilau cahaya pantulkan kesahajaanmu
tanpa cela …

Di tiap kali kau menatap
Di tiap pagi kau tersenyum
Ditiap malam kau melamun
Di tiap mimpi indahmu
Dalam lelapnya sunyi
Tahukah kau?

Aku Menjagamu bagai ribuan serdadu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar